Driver Taksi Online yang Tewas di Jalan Tol Ternyata Dibunuh Sopir Truk, Ini Pengakuan Pelaku
TRIBUNNEEWSBOGOR.COM - Rusdianto Driver taksi online yang jasadnya ditemukan dipinggir jalan tol ternyata dibunuh oleh seorang sopir truk.
Korban Rusdianto dibunuh secara sadis dan jasadnya dibuang dipinggir jalan Tol Malang-Pandaan KM 72 di Dusun Seloan, Desa Capang, Kecamatan Purwodadi.
Tak hanya dibunuh, pelaku yang diketahui bernama Gianto juga membawa kabur harta benda milik driver taksi online tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, jasad jasad korban ditemukan sudah dalam kondisi membiru dengan tangan terikat tali pada Rabu (23/10/2019).
Bagian wajah korban tertutup kaos berwarna abu-abu yang melingkar di wajah hingga lehernya.
Dibeberapa bagiannya pun terdapat bercak darah.
Polisi pun berhasil menangkap Gianto tersangka pembunuhan driver taksi online tersebut.
Pria asal Babatan, Wiyung Surabaya ini mengaku nekat menghabisi nyawa korban.
Tersangka kesehariannya berprofesi sebagai sopir truk.
Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan mengungkapkan, Rusdianto dihabisi dengan cara dijerat lehernya menggunakan tali dari belakang.
Hal itu bisa terjadi karena ada beberapa kemungkinan. Rofiq menyebut kemungkinan korban lengah atau terlalu percaya dengan orang yang disopiri.
• Driver Taksi Online Ditemukan Tewas Membiru dan Tangganya Terikat di Pinggir Tol, Ini Kronologinya
Kemungkinan lain, ada yang mengalihkan perhatian sang driver.
"Hanya saja sampai sekarang tersangka mati-matian mengaku melakukannya sendiri," katanya saat menggelar rilis ungkap kasus pembunuhan di Polres Pasuruan, Kamis (21/10/2019) seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari Surya.co.id.
Kepada polisi dan di hadapan wartawan Gianto mengaku khilaf melakukan pembunuhan itu.
Hal itu dilakukan karena dia terdesak untuk membayar utang yang menjeratnya.
• PA 212 Ingin 100 Hari Kerja Prabowo Bisa Pulangkan Habib Rizieq Shihab, Gerindra: Bukan Tugas Menhan
Usai membunuh dan membuang korban di jalan tol, Gianto langsung membawa kabur mobil yang ditumapanginya.
Tak cuma itu, barang-barang berharga milik Rusdianto juga dikuasai tersangka.
"HP korban dijual di belakang masjid cheng ho," terang Rofiq.
"Berdasarkan keterangan tersangka, yang bersangkutan terlilit utang.
Mencoba mengambil barang milik orang lain. Dijual," tukas Rofiq.
Jejak Digital
Pembunuhan ini terungkap kurang dari 24 jam setelah ditemukan jasad korban.
Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan menjelaskan, terungkapnya kasus ini berkat penelusuran jejak digital korban.
menurutnya, polisi langsung melakukan identifikasi setelah menemukan jasad korban.
Awalnya polisi mendapat informasi korban tinggal di daerah Pakal, Kecamatan Benowo, Surabaya.
• Ormas Ramaikan Pilkades di Bogor, Wakil Bupati : Lebih Galak dari Lorengnya TNI
• Misteri Sosok Cantik yang Tewas dalam Kecelakaan Innova, Korban Selamat Digunduli Polisi & Dipenjara
Namun saat didatangi ternyata korban sudah tidak berada di sana karena sudah bercerai dengan istrinya.
Polisi lalu mendapat informasi kalau korban tinggal di rumah bosnya, di daerah Bendul Merisi.
Setelah dipastikan, akhirnya polisi menelusuri jejak digitalnya seperti transaksi di aplikasi taksi online.
Ternyata pada Hari Senin, tanggal 21 OKtober 2018, Siang hari korban ada order ke Pasuruan," katanya.
Setelah itu polisi melacak pemesannya melalui ponsel yang digunakan tersangka.
Akhirnya polisi bisa menemukan keberadaan dan menangkap pelaku.
Korban Tewas DIjerat Tali
Rusdianto (41) warga Bendul Merisi yang tinggal di Benowo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya tewas dijerat tali oleh Gianto (36).
Korban driver taksi online ini dihabisi dengan cara dijerat lehernya menggunakan tali tampar milik tersangka.
Analisa awal, tersangka dihabisi di Surabaya dan mayatnya dibuang di Jalan Tol Malang - Pandaan (Mapan) KM 72 Dusun Seloan, Desa Capang, Kabupaten Pasuruan.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Dewa Putu Prima YP mengatakan tersangka ini memesan layanan di aplikasi dengan tujuan Pondok Maritim Surabaya Selatan.
Setelah sampai lokasi, tersangka meminta korban untuk mengantarkan lagi ke Graha Family. Di tengah perjalanan, kira-kira di belakang National Hospital, tersangka mendadak meminta berhenti.
"Korban spontan menghentikan laju mobil Suzuki Ertiga W 1979 NK yang dikemudikannya. Tak disadari korban, di situ adalah tempat tersangka menghabisinya," jelasnya.
• Debt Collector yang Jadi Korban Pembunuhan Sadis, Tubuh dan Kepalanya Terpisah
Menurut Kasat, korban ini dibunuh dengan tali tampar. Tali itu dililitkan di leher korban. Dari hasil autopsi, dugaan awal korban sempat melawan, karena ada bekasnya.
"Kemungkinan saking kuatnya tarikan tersangka, akhirnya korban tak berdaya dan meninggal dunia. Dari hasil autopsi juga menjelaskan, penyebab korban meninggal dunia akibat jeratan kuat di lehernya dan membuat saluran pernafasan terhenti," tambah dia.
Selanjutnya, kata Dewa, mayat korban dipindahkan ke bagian tengah mobil dan berangkat menuju arah Malang. Tersangka mengambil alih mobil korban dan masuk tol.
"Tersangka berniat membuang mayat tersebur di kawasan kebun teh Lawang namun tidak jadi dan selanjutnya pelaku menuju arah Surabaya melalui pintu tol Purwodadi," jelasnya.
Setelah itu, sesampainya di lokasi penemuan mayat, tersangka membuang mayat korban sekitar pukul 17.10, Senin (21/10/2019).
Menurutnya, mayat korban sudah 2 hari berada di lokasi kejadian.
Sehingga saat ditemukan, kondisi jasadnya sudah mulai membengkak dan mengeluarkan bau tidak sedap.
"Kejadiannya Senin. Setelah membuang mayat korban, tersangka ke Masjid Cheng Hoo, Pandaan. Tersangka membuang HP korban di semak - semak," ungkap dia.
Dewa menerangkan, setelah itu tersangka kembali ke Surabaya. Tersangka kebingungan mau menjualnya mobilnya di mana. Motif tersangka membunuh ini karena memang ingin menguasai mobil korban.
"Pengakuannya, tersangka memiliki hutang. Makanya nekat melakukan itu. Memang niat dari awal mau merampas dan menjual mobil hasil rampasan itu," ungkapnya.
(TribunnewsBogor.com/Surya.co.id)