Jokowi dengan mengangkat Prabowo jadi Menhan, lanjut dia, telah melanggar komitmen melawan intoleransi dan kesediaan berpolitik secara santun dengan Projo.
Pasalnya, kubu rival yang kalah dalam pilpres karena perlawanan rakyat justru mendapat posisi yang terhormat di Kabinet.
"Pihak-pihak yang tidak teruji loyalitasnya dipercaya mengurus negeri ini. Mereka tidak tampak ketika pendukung militan bekerja memenangkan Jokowi," tegas Handoko.
Ucapan berbeda dari Handoko berbeda setelah Budi Arie ditunjuk sebagai Wakil Menteri.
Handoko kini menampik bahwa Projo meninggalkan Jokowi karena Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan.
"Kami tidak pernah mengatakan berhenti mendukung atau meninggalkan Jokowi, tetapi tugas Projo menjadikan Pak Jokowi sebagai presiden sudah kita tunaikan bersama," kata Handoko.
Lewat akun Twitternya Yunarto Wijaya hanya menulis LOL yang artinya adalah tertawa.
Budi Arie sendiri mengakui bahwa sebelum Projo sudah pamit mundur.
Menurut Budi Arie keputusan itu dilakukan karena Projo kecewa dengan keputusan Jokowi menunjuk Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.
Namun, setelah Projo pamitan, Jokowi justru meminta Budi Arie menjadi wakil menteri.
"Kami pamit, tapi ditugaskan lagi, bagaimana," kata Budi Arie dikutip Kompas.com.
Saat ditanya apakah dirinya siap bekerja sama dengan Prabowo, Budi Arie menjawab bahwa relawan Jokowi di akar rumput sebenarnya belum bisa menerima kehadiran Ketua Umum Gerindra itu di kabinet.
"Emosi di bawah belum stabil karena ini soal perasaan," kata dia.
Namun, Budi menegaskan bahwa ia secara pribadi sudah tidak memiliki masalah lagi dengan Prabowo.
"Sudah so so, sudah ada cinta sedikit," kata dia.
Membaca ucapan Budi Arie ini, tawa Yunarto Wijaya semakin pecah.
"Petjah! (emot ikon tertawa)" tulis Yunarto Wijaya.