Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Ahmad Mukri Aji mengatakan bahwa cadar dan celana cingkrang tak bisa dikaitkan dengan terorisme yang kemudian dikaitkan dengan Islam.
"Jangan sampai karena beberapa kasus katakanlah kasus terorisme pakaiannya seperti itu. Jangan pernah kaitkan dengan Islam, Islam agama yang penuh kasih sayang saling bertoleransi, saling memuliakan," kata Ahmad Mukri Adji kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (7/11/2019).
Mukri Aji mengatakan bahwa dirinya tak memungkiri bahwa saat terjadi kasus terorisme dan pelakunya ternyata mengenakan cadar dan celana cingkrang itu memang fenomenal.
Maka, pakaian ini pun kerap dikait-kaitkan dengan radikalisme.
"Itu dikait-kaitkan, tapi itu bukan Islam, itu yang melakukan (teror) itu bukan muslim soleh solehah yang memberi kasih sayang," kata Ahmad Mukri Adji.
Menurut apa yang dia lihat, cadar dan celana cingkrang mulai terlihat ada di Indonesia termasuk Bogor sejak reformasi 1998.
Ulama di Indonesia, kata dia, lebih terbuka dengan perspektif imam madzhab yang memang bervariatif seperti misalnya penggunaan cadar.
Namun, yang terpenting, kata dia adalah menutup aurat.
"Dalam perspektif imam madzhab memang variatif, ada yang mengatakan memang begitu jilbab itu tutup semua, tapi ada yang berpendapat ulama itu ya muka dan telapak tangan bisa, yang penting tidak ada fitnah. Dalam perspektif mayoritas ulama berpendapat di Indonesia seperti itu, jangan jilbab jilboob, terlalu ketat," ungkapnya.