TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang wanita lulusan Universitas Airlangga bernama Claudya Tio Elleossa menceritakan kisahnya yang harus jatuh bangun dalam ikut tes CPNS.
Bahkan, diakui wanita berusia 27 tahun ini sudah 5 kali mendaftar CPNS namun belum juga lolos.
Tak hanya itu, Claudya pun mengalami hal tak menyenangkan ketika diwawancarai saat tes CPNS.
Kepada Najwa Shihab yang juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Claudya menceritakan kisah pilunya.
Penuturan Cludya ini membuat Anies Baswedan bereaksi, seperti yang dilansir dari Youtube Mata Najwa berjudul 'Apa Enaknya Jadi PNS: Anggaran Boros dan Gaji PNS'
Pada awalnya, Najwa Shihab bertanya sudah berapa kali Claudya ikut tes CPNS.
"Claudya sudah berapa kali berusaha mencoba jadi CPNS?" tanya Najwa Shihab, dilansir TribunnewsBogor.com, Kamis (28/11/2019).
"Ini akan jadi tes yang kelima," jawab Claudya tegas.
Mendengar jawaban Claudya, Ganjar Pranowo pun memberikan semangatnya.
"Wis, semangat," ujar Ganjar Pranowo.
• Doa Setelah Sholat Fardu, Lengkap Bahasa Arab/Latin serta Artinya
• Kronologi Guru SD Tewas Setelah Satu Jam Kencan Dengan Wanita di Hotel, Datang Langsung Masuk Kamar
Setelah itu, Claudya pun menbeberkan instansi sasaran dirinya ikut tes CPNS.
"Tahun pertama saya mencoba kerja di Parekraf, saat itu belum terpisah dengan Bekraf, selanjutnya ke Kemenkumham, lalu daftar lagi di Barekraf, kemudian di Kementerian Perdagangan dan sekrang di Kemeterian Perdagangan lagi," papar Claudya.
Sebelum ikut tes CPNS, Claudya ini menjadi guru part time dan copy writer freelance.
Lima kali ikut tes CPNS membuat Najwa Shihab penasaran.
Bahkan Najwa Shihab bertanya alasan Claudya tetap ngotot ikut CPNS.
Claudya menjelaskan dirinya gemas melihat orang-orang yang mengalihkan mata lebih memilih swasta ketimbang jadi ASN.
"Saya merasa gemas sama orang-orang nyinyir yang ketika dihadapkan masalah politik, mereka memilih ke swasta," ujar Claudya.
Tak hanya tu, Claudya menjelaskan bahwa dirinya berasal dari salah satu etnis di Indonesia yang identik jago dalam berbisnis.
"Saya keturunan Tionghoa, dan bagi keluarga besar saya sangat aneh untuk mendaftar PNS," ungkap Claudya.
Keluarganya pun menyangsikan Claudya yang ngotot ingin menjadi CPNS.
• Doa Setelah Sholat Fardu, Lengkap Bahasa Arab/Latin serta Artinya
• KPR Syariah Lebih Diminati Oleh Generasi Milenial, Ini Alasannya
Claudya mengungkapkan, keturunannya sangat lekat dengan bisnis, sehingga ia pun mencoba mematahkan sterotype tersebut.
Maka dari itu, tak hanya ingin membuktikan kepada keluarga, Claudya pun ingin membuktikan kepada orangtua dan anak muridnya kalau menjadi abdi negara tak kalah bagusnya.
"Kami sangat identik dengan stereotip bisnis, terutama saya pernah jadi guru saya ingin ngasih contoh kepada murid-murid saya bahwa kalian punya kesempatan yang sama," ujar Claudya.
"Mungkin secara ras atau keturunan berbeda dikatakan nonpribumi atau apa pun, bagi saya kita orang Indonesia dan kita bisa berkontribusi," lanjutnya disusul tepuk tangan dari penonton studio.
• Kronologi Guru SD Tewas Setelah Satu Jam Kencan Dengan Wanita di Hotel, Datang Langsung Masuk Kamar
• BREAKING NEWS - Polisi Hari Ini Rilis Sketsa Wajah Mayat Pria dalam Koper di Bogor
Lebih lanjut, Claudya rupanya pernah mengalami tak menyenangkan saat tahun pertama mengikuti seleksi CPNS, yakni di Parekraf.
Saat itu, Claudya ini lolos hingga tahap wawancara.
Namun ketika diwawancara, seorang pewawancara malah memperlakukan Claudya secara tak menyenangkan hanya karena nama dan etnis
"Pernah 2 kali, pertama saat tes di Parekraf dengan nada negatif," ujar Claudya.
"Waktu ikut tes di Kementerian Parekraf, Ketika ibu interviewer melihat nama saya dia langsung merasa aneh," kata Claudya.
"Caludya Elleossa kayaknya bukan nama jawa," kata ibu pewawancara seperti yang ditirukan Claudya.
Awalnya sang ibu pewawancara mengira Caludya adalah orang yang berasal dari Sulawesi.
"Bukan bu saya seorang Tionghoa," ujar Claudya.
Begitu Claudya menyebutkan etnis tersebut, raut wajah ibu pewawancara itu pun berubah.
• Kaget Lihat Rambut Baru Nagita Slavina di Korea Selatan, Mama Rieta: Jangan Pulang !
Claudya melihat map miliknya ditutup oleh pewawancara tersebut.
Wawancara tetap berlanjut, namun suasana wawancara saat itu seolah berubah.
Claudya merasa wawancara itu dilakukan hanya bagian dari formalitas semata.
"Map saya ditutup dan interview berlanjut seperti formalitas semata," ujar Claudya di hadapan tiga kepala daerah yang hadir di studio Mata Najwa.
Claudya sangat menyayangkan sikap yang ditunjukan oleh seorang pewawancara tersebut.
Menurut Claudya kesan, sikap serta gaya bahasa sang pewawancara saat itu tidak pada tempatnya.
"Menurut saya, interview itu tidak pada tempatnya," tegas Claudya.
Setelah itu, Claudya pun dinyatakan tidak lolos CPNS di Parekraf.
• Ramalan Zodiak Keuangan Kamis 28 November 2019: 3 Zodiak Dapat Rezeki Nomplok, Cancer Terjebak Utang
Kegagalannya lolos CPNS saat memilih formasi Parekraf tidak membuat semangat Claudya luntur.
Pada kesempatan berikutnya Ia kembali mengikuti seleksi CPNS di Kemenkumham.
Namun kesan pahit tahun lalu itu pun terhapuskan.
Pasalnya pewawancara di Kemenkumham memperlakukan Claudya dengan sangat baik.
"Saya mendapatkan interviewer yang bisa mengobati pahit hati saya," ujar Claudya.
Menurut Claudya, pewawancara di Kemenkumham sangat mengapresiasi semangat Claudya mengikuti seleksi CPNS.
"Saya keturunan Tionghoa, sangat aneh bagi , kami sangat steretyping, bahwa kalian punya kesempatan yang sama, dikatakan non pribumi
"Dia justru apresiasi sekali saat tahu saya seorang Tionghoa, dia sampai berdiri mengajak saya bersalaman sambil berkata, 'Mbak kesempatan ini untuk semua anak bangsa, dan mbak salah satunya," cerita Claudya.
• Live Streaming Liga 1 2019 - Persija Jakarta vs Persipura Jayapura Hari Ini
• Live Streaming Liga 1 2019 - Persija Jakarta vs Persipura Jayapura Hari Ini
Menanggapi hal yang disampaikan Claudya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyoroti cerita Claudya yang diperlakukan tak menyenangkan tersebut
Menurut Anies Baswedan, setiap pewawancara harus mengesampingkan hal pribadi saat tengah mewawancarai peserta atas nama negara.
Anies tampaknya juga menyayangkan sikap pewawancara terhadap Claudya saat itu.
"Ini harus menjadi perhatian tentang protap yang harus dimiliki oleh setiap pewawancara," ujar Anies Baswedan.
"Karena dia hadir di ruangan itu bukan sebagai pribadi, dia mewawancara atas nama negara, untuk mereview calon aparatur negara," kata Anies Baswedan
Anies mengatakan hal tersebut harus dikoreksi agar tidak terulang pada peserta-peserta yang lain.
"Saya harap pengalaman seperti ini harus jadi feedback dan diperbaiki lewat sistem," papar Anies Baswedan.
Maka dari itu, Anies Baswedan pun memnta agar sistem penilaian pun harus dikoreksi agar objektif, tak memandang etnis dan suku.
"Menurut saya ini yang harus menjadi perhatian, dikoreksi agar (penilaiannya) obejktif," tandas Anies Baswedan. (*).