Kapal Bakamla Cuma Bawa Keris saat Usir Kapal China dari Natuna, Najwa Shihab Sampai Heran

Editor: Damanhuri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Ka Bakamla RI) Laksdya TNI Ari Soedewo, S.E., M.H., meresmikan kapal patroli terbesar karya anak bangsa bernama KN Tanjung Datu-1101, dalam suatu upacara di Dermaga PT. Palindo Marine Shipyard, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (18/1/2018). Upacara yang melibatkan ratusan pasukan upacara gabungan dari Bakamla RI Kantor Kamla Zona Barat, Batalyon Infanteri 10 Korps Marinir, Korps Pol Airud, Korps Brimob, PSDKP, dan Basarnas wilayah Batam itu ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Kabakamla, Ketua Komisi 1 DPR RI, Wakil Ketua Komisi 1 DPR RI, dan Kapolda Kepri, yang dibarengi dengan pengibaran bendera isyarat yang terbentang mulai haluan, anjungan, hingga buritan KN Tanjung Datu-1101, setelah sebelumnya didahului dengan penandatanganan naskah berita acara serah terima kapal dari Dirut PT. Palindo Marine Shipyard Harmanto (Ahak) kepada Kepala Biro Sarpras Bakamla RI Laksma TNI Tugas Eko. (PUSPEN TNI)

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kepala Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla), Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman tampak gelagapan saat ditanya Najwa Shihab soal senjata untuk usir kapal China di Natuna.

Hal itu terlihat dalam tayangan YouTube Mata Najwa Trans7 yang dipublikasikan (8/1/2020).

Saat itu tayangan Mata Najwa tengah membahas terkait persoalan adanya kapal negara asing yang memasuki wilayah perairan Indonesia, yakni di wilayah Natuna.

Diketahui keberadaan kapal yang berasal dari negara China tersebut sudah ada sejak Desember 2019 lalu.

Namun hingga detik ini pihak Indonesia belum berhasil mengusir kapal tersebut.

Bahkan hingga Presiden Jokowi datang ke Natuna, kapal yang berasal dari China tersebut belum berhasil di pukul mundur.

Melansir tayangan Mata Najwa dalam kanal YouTube Najwa Shihab (8/1/2020), ditampilkan sebuah tayangan anggota Bakamla tengah memperingati kapal China melalui alat komunikasi radio bahwa mereka telah memasuki wilayah perairan Indonesia.

tawa Kepala Badan Keamanan Laut ( Bakamla) Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman saat mendengar jawaban Fadli Zon soal perbandingan statment Prabowo (YouTube Mata Najwa)

Anggota Bakamla pun meminta agar kapal China untuk segera mundur dan kembali ke wilayah perairan mereka.

Namun tak disangka, dalam tayangan itu pihak China membantah, mereka menyatakam bahwa perairan tersebut masih dalam wilayah kedaulatan negaranya.

Terjadi percakapan yang cukup alot dalam tayangan tersebut.

Hal itu kemudian menimbulkan pertanyaan dari Najwa Shihab kepada Kepala Bakamla yang saat itu hadir di studio.

"Setiap diajak komunikasi selalu seperti itu (alot)?" tanya Najwa Shihab.

"Betul seperti itu," ujar Kepala Bakamla.

Kepala Bakamla mengungkapkan hingga saat ini masih belum ada tindakan untuk melakukan penyerangan.

Sejauh ini Kepala Bakamla masih terus mencoba menjalin komunikasi dengan kapal China yang berada di perairan Natuna, dan meminta mereka untuk mundur.

"Jadi sahut-sahutan saja?" tanya Najwa Shihab.

Hal itu kembali dibenarkan oleh Kepala Bakamla.

Ia mengatakan hal seperti itu biasa terjadi ketika anggotanya berada di laut.

"Betul, itulah. kebiasaan di laut lah ya," kata Kepala Bakamla.

Kepala Bakamla mengungkapkan pihaknya sudah mengupayakan untuk menggiring kapal China agar bergerak ke utara.

Namun kapal-kapal tersebut tetap bersikukuh dan tetap berada di perairan Natuna.

"Kita sudah giring ke utara, tapi tetap dia enggak mau," ujar Kepala Bakamla.

"Berarti belum digiring?" tanya Najwa Shihab lagi.

"Bukan, kita sudah giring, kita pepet tapi enggak mau. Kita ini juga tidak boleh bermanufer membahayakan," terang Kepala Bakamla.

Kemudian Najwa Shihab mencoba mengkonfirmasi soal kebenaran bahwa kapal-kapal China lebih besar dari Kapal Bakamla.

"Kapalnya jauh lebih besar dari kapal Bakamla ya pak?" tanya Najwa.

Ditanya begitu Kepala Bakamla menyebut bahwa ukuran kapalnya relatif sama.

"Ya relatif sama lah, saya (kapal Bakamla) tipe 110 dia 145," ujarnya.

Najwa Shihab kemudian menanyakan soal ketersediaan senjata di dalam kapal Bakamla.

"Peralatan senjatanya?" tanya Najwa Shihab.

Ditanya soal senjata, kepala Bakamla sepintas tampak gelagapan.

Ia tak langsung menjawab, ia tampak sedang mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut.

Kemudian kepala Bakamla menyebut bahwa senjatanya untuk mengusir kapal China adalah menggunakan senjata tradisional keris.

"Kita pakai keris," jawab kepala Bakamla singkat.

Mendengar jawaban itu, Najwa Shihab tampak tersentak hingga mengucapkan ulang jawaban kepala Bakamla itu.

"Keris?" tanya Najwa.

Pernyataan 'pakai keris' yang diucapkan kepala Bakamla itu merupakan ungkapan untuk menggambarkan tipe kapal milik lembaganya yang tidak memiliki senjata, ketika berhadapan dengan kapal asing yang masuk ke wilayah Indonesia.

Kepala Bakamla mengatakan pihak pemerintah belum mengizinkan kapalnya untuk dimuati senjata.

"Jadi di Permenhan kita itu belum diizinkan," ujarnya.

Namun ia menjelaskan dirinya sudah menghadap Menteri Pertahanan, Prabowo, terkait izin senjata dalam kapal Bakamla.

"Tapi saya sudah menghadap Pak Prabowo, beliau langsung 'belikan yang besar!' Ini sedang proses," terangnya.

"Jadi kemarin belum ada," kata Najwa.

"Jadi sampai detik ini kapal-kapal di Bakamla tidak ada senjatanya satu pun?" tanya Najwa tampak terkejut.

"Belum ada," ujar kepala Bakamla.

"Hanya keris?" tanya Najwa Lagi.

"Keris," jawab kepala Bakamla.

Dijawab begitu, Najwa Shihab sontak nyeletuk soal kapal Indonesia yang tak berani memepet kapal asing lantaran belum dibekali senjata.

"Ya gimana mau mepet pak, kalau mepet cuma bawa keris," ujar Najwa Shihab disusul tawa dari penonton di studio.

SIMAK VIDEONYA:

(TribunJakarta.com, Muji Lestari)

 

Berita Terkini