Meski rumahnya berada di dekat sungai, namun Suminem sudah lama tidak mengalami banjir, yakni terkahir kali pada 2007.
Tinggi rendaman banjir pada 2007 silam pun tidak setinggi tahun 2020 ini.
Namun, rumah Suminem saat itu masih sangat sederhana sehingga bangunanya mengalami kerusakan parah.
"Pernah dulu tahun 2007, tinggian sekarang," ujar Suminem.
"Cuma kan saya rumahnya waktu itu kusennya masih biasa, semua biasa, habis," sambungnya.
Suminem yang berjualan sembako menyebut kerugian terbesar ada pada barang dagangannya yang basah akibat terendam banjir.
Kini Suminem membulatkan tekad untuk mengajukan gugatan melalui Tim Advokasi Korban Banjir Jakarta.
Ia berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih peduli terhadap korban banjir, terutama tim medis.
Pasalnya, tidak ada pihak Pemprov Jakarta yang datang untuk memberi bantuan ke tempat Suminem.
"Saya ingin sampaikan pemerintah lebih peduli sama yang dekat-dekat sungai," pesan Suminem.
"Terus ada perhatian, kalau ada banjir tuh tim kesehatan datang, apa ada tim yang pedulilah ke bawah, ini enggak," tuturnya. (TribunnewsBogor.com/Tribunnews.com)