Siswa SMP yang Tewas Berkelahi Merupakan Anak Semata Wayang, Sang Ibu Histeris Terus Panggil Anaknya

Penulis: Damanhuri
Editor: Vivi Febrianti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SM, siswa SMP yang tewas berkelahi

"Tak menyangka lah saya. Terakhir ketemu itu pas tahun baru kemarin di Sidikalang. Saya kenal dekat dengan almarhum, tanggal lahirnya saya hafal karena dia lahirnya prematur waktu itu," katanya.

Kronologi Siswa SMP Duel di Ruang Kelas Hingga Tewas, Kepsek: Kami Sampai Tangannya Sudah Dingin

Jenazah SM dibawa dari kamar jenazah RS Bhayangkara Medan pada Kamis (6/2/2020) menggunakan ambulans polisi menuju rumah duka di Desa Huta Gambir, Kecamatan Sidikalang, Dairi. (KOMPAS.COM/DEWANTORO)

Ibu Korban Histeris

Hingga saat ini Ibu korban masih belum bisa diajak bicara setelah tahu putranya SM meninggal dunia saat berkelahi.

Bahkan, Loide Lumbangaol sempat jatuh pingsan ketika jasad mendiang anaknya tiba di rumah duka.

Paniel Hutabarat, paman korban mengatakan, ibu kandung korban saat ini masih terus menangis dan memanggil nama anaknya yang telah meninggal dunia itu.

"Belum bisa diajak bicara, sampai saat ini ibu korban selalu menangis dan memanggil-manggil nama anaknya terus.

Kami juga masih terus berjaga-jaga karena takut terjadi apa-apa.

Pasalnya ibu korban selalu bicara mau ikut mati bersama anaknya dan ingin dikuburkan dalam satu lubang," kata Paniel mengutip Tribun Medan.

Berkelahi di Ruang Kelas

Dua orang siswa SMP yakni SM (14) dan SO (14) berkelahi di dalam kelas.

Kedunya remaja itu terlibat adu pukul di sekolahnya seusai jam bubar sekolah.

Namun, perkelahian itu beujung pada kematian SM setelah berduel dengan temannya sendiri SO.

Peristiwa perkelahian itu terjadi salah satu SMP di Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara pada Rabu (5/2/2020).

Jasad SM langsung dibawa ke RS Bhayangkar Medan untuk dilakukan autopsi.

Terungkap ! Alasan Ibu Asal Bogor yang Menghina Walikota Tri Rismaharini, Polisi: Pelaku Sakit Hati

Kepala SMP di Sidikalang, Ungkap Simamora didampingi Wali Kelas IX-3, Ridwan Sihombing menceritakan kronologi perkelahian antara dua muridnya.

Halaman
123

Berita Terkini