Baca tanpa iklan
"Udah," katanya sambil mengangguk.
"Alhamdulillah, mereka tahu Bunda sama Pipihnya mobilnya cuma satu doang dan bareng-bareng," kata Ashanty.
Anang Hermansyah dan Ashanty pun tampak sangat bahagia.
"Seneng gak, Bund?," tanya Anang Hermansyah.
"Seneng banget, sebenarnya berharap kamu yang beliin," jawab Ashanty sambil manyun.
Sebab menurutnya sang anak terlalu mahal untuk mengeluarkan uang demi sebuah mobil.
"Kemahalan ngeluarin duit buat beli ginian, mendingan ditabung," kata Ashanty.
"Kenapa sih, Bund? Buat orangtua emang kenapa?," tanya Aurel.
"Harus menikmati masa tuanya berdua," tambah Azriel.
Keduanya pun sempat ribut karena Anang Hermansyah jarang mengajak istrinya makan malam berduaan.
"Cuma yang aku sesali jangan yang mahal-mahal gitu kak, sayang uangnya," kata Ashanty.
"Kamu tuh udah dibeliin masih gak puas aja," kata Anang Hermansyah lagi.
"Boleh gak uangnya ditarik lagi, beli yang lain aja," kata Ashanty.
"Ya gak bisa, udah dibawa ke sini, udah dicoba, diidupin," kata Anang Hermansyah.
Namun, Ashanty pun sangat senang dengan hadiah itu.
"Makasih kakak sama Jiel, cuma menurut Bunda terlalu menghabur-hamburkan uang, tapi karena mereka udah bekerja keras mau kasih orangtuanya, jadi makasih ya," kata Ashanty kemudian mencium keduanya, lalu disusul Anang.
"Semoga adek-adeknya nanti udah gede seperti kakak-kakaknya, kalau udah kawin jangan berubah ya, kak," kata Ashanty.
"Loh kawin sama siapa?," tanya Anang Hermansyah.