Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun

Siswi SMP yang Bunuh Bocah Kini Diisolasi, 10 Dokter Dilibatkan untuk Ungkap Kejiwaan Pelaku

Penulis: Damanhuri
Editor: Damanhuri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Poppy Amalya menganalisis gambar buata siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Remaja berinisial NF (15) saat ini menghuni ruang isolasi RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

NF merupakan pelaku pembunuhan bocah berusia 5 tahun berinisial APA yang tak lain anak dari tetangganya sendiri.

Pelaku yang berstatus siswi SMP ini nekat melakukan perbuatan sadis hingga menewaskan nyawa gadis kecil anak tetanggnya.

Tak hanya itu, NF juga menyimpan jasad anak tetanggaya itu di lemari rumahnya yang berlokasi di Sawah Besar, Jakarta Pusat.

NF pun langsung ditahan setelah datang menyerahkan diri ke polisi.

Rupanya, saat ini NF tak ditahan di kantor polisi.

Pelaku yang merupakan siswi SMP itu kini menempati ruang isolasi poli kesehatan jiwa psikiatri di RS Polri Kramat jati, Jakarta Timur.

Pemeriksaan kejiwaan terhadap NF akan berlangsung selama 2 minggu.

‎Ruang isolasi poli kesehatan jiwa psikiatri RS Polri Kramat Jati tempat NF, siswi SMP tersangka kasus pembunuhan bocah APA (5) menjalani pemeriksaan kejiwaan. (Tribunnews.com/ Theresia Felisiani)

Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui keondisi kejiwaan pelaku.

Sebab, selama proses pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat kepolisian, NF tampak terlihat tenang.

10 Dokter Dilibatkan untuk Ungkap Kejiwaan Siswi SMP yang Bunuh Bocah, Polisi: Jawabannya Masuk Akal

Bahkan, saat ditanya polisi gadis remaja ini mengakui perbuatannya dan selalu menjawab dengan kooperatif seolah tak terjadi apa-apa.

Sementara itu, pantauan Tribunnews.com, Selasa (10/3/2020) ruang isolasi ini berada di dekat ruang perawatan VIP Teratai.

‎Ruang isolasi poli kesehatan jiwa psikiatri RS Polri Kramat Jati tempat NF, siswi SMP tersangka kasus pembunuhan bocah APA (5) menjalani pemeriksaan kejiwaan.

Ruang isolasi tersebut ada dalam area ruang perawatan tahanan pascarenovasi.

Tidak sembarangan orang bisa keluar masuk di area ini.

Hanya orang-orang yang berkepentingan saja yang bisa masuk.

Karena ruangannya berisi beberapa tahanan lain yang dibantarkan karena sakit, ruangan ini dijaga pula oleh anggota kepolisian.

Mayoritas mereka yang hilir mudik di ruangan itu adalah petugas rumah sakit dan para dokter.

Reaksi Siswi SMP Setelah Membunuh Bocah 6 Tahun, Tenang & Sempat Update Status, Tetangga Heran (TribunNewsmaker.com Kolase/ TribunJakarta/ Facebook)

Kepala Tim Dokter Jiwa Forensik RS Polri Kramat Jati, Henny Riana beberapa kali mondar mandir masuk ke ruang isolasi tempat NF berada.

Terkadang dokter berkaca mata ini datang seorang diri, kadang pula didampingi oleh suster dan petugas kesehatan lainnya guna memastikan kondisi NF benar-benar terpantau.

‎Terpisah Kabid Perawatan Medik dan Perawatan RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur, Kombes Yoyok Witarto ‎mengatakan ada beberapa tim dokter yang turut menangani NF selama diobservasi.

"Ada beberapa dokter yang menangani termasuk dokter kejiwaan dari RS Polri Kramat Jati ada 3 orang," kata Kombes Yoyok Witarto, Selasa (10/3/2020).

NF dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Minggu (8/3/2020).

Kemudian, Senin (9/3/2020), NF menjalani pemeriksaan kejiwaan secara berkala oleh tim dokter dan psikiater.

Sementara itu, kondisi kesehatan tubuh NF sejauh ini dikabrkan dalam kondisi baik.

Libatkan 10 Tim Dokter

Ada sekitar 10 dokter yang dilibatkan dalam menganalisa kejiwaan NF.

Dilansir dari TribunJakarta.com, pemeriksaan tak hanya dilakukan lewat cara bertanya kepada NF, tapi juga ke orang tua, anggota keluarga, dan orang terdekat.

Yakni tergantung pada gejala apa yang hendak dipastikan dokter psikiatri jiwa forensik RS Polri Kramat Jati terhadap NF.

"Sesuai kaidah kedokteran, kita tim dalam hal ini dari dokter psikiater. Ada tim dari pskilog, ada dokter spesialis lainnya," ujar dr. Rianna.

Kronologi Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun, Terinspirasi Film Hingga Misteri di Buku Catatan Pelaku

Temukan Tanda Ini di Buku Curhat Siswi SMP yang Bunuh Bocah, Grafolog : Waspada Bagi Orang Tua

Kepala tim dokter jiwa forensik RS Polri Kramat Jati Henny Riana saat memberi keterangan, Senin (9/3/2020) (kolase Youtube dan TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Jumlah dokter ahli yang terlibat dalam observasi selama maksimal 14 hari kerja disebut dr. Rianna berkisar 10 orang.

Dia menuturkan wawancara mendalam yang dilakukan dokter psikiatri jiwa forensik tak sekedar wawancara.

Tim dokter sudah menyusun pertanyaan terstruktur yang bertujuan 'mengorek' sosok ABG berstatus tersangka.

"Kalau wawancara psikiatri lebih terstruktur, ada hal-hal tertentu yang kita cari. Gejala-gejala tertentu," tuturnya.

Lebih lanjut dilansir dari tayangan wawancara TV One, dr. Rianna pun mengungkap perihal dialog yang ia lakukan ketika bertemu NF.

Dokter spesialis Kejiwaan RS Polri itu bercerita bahwa proses pemeriksaan terhadap NF masih dalam tahap awal.

Yakni dengan cara mengenalkan tim dokter kepada pelaku sebelum berdialog.

"Kita baru pemeriksaan tahap awal, baru pemeriksaan yang masih awal. Kita pendekatan antara dokter dan terperiksa atau pasien," ungkap dr.Rianna dilansir pada Selasa (10/3/2020).

Setelah memperkenalkan diri satu persatu, tim dokter pun berdialog dengan pelaku sesuai prosedur yang ada.

Namun saat proses pemeriksaan, tim dokter tidak serta merta bertub-tubi memberikan pertanyaan.

"Satu persatu (perkenalkan dokter ke pelaku). Kalau semuanya dikenalkan rame-rame belum tentu, anak ini kalau dikerubutin rame-rame kan enggak seperti itu, ya satu persatu membuat orang nyaman," pungkasnya.

Kisah Dibalik Pembunuhan Gadis Kecil Oleh Siswi SMP: Dikenal Pendiam, Pelaku Tinggal Bareng Ibu Tiri

Rumah remaja perempuan yang membunuh bocah 5 tahun di kawasan Sawah Besar.(TRIBUNJAKARTA.com/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI (TRIBUNJAKARTA.com/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI)

Di pemeriksaan perdana ini, tim dokter hanya memberikan pertanyaan yang sifatnya masih awal.

Hal itu diharapkan bisa membuat pelaku terbuka kepada tim dokter.

"(Pemeriksaan) awal ini tentu tidak semua kita tanyakan secara langsung ya, jadi perlahan-lahan. Karena pertanyaan yang bertubi-tubi juga membuat orang enggak nyaman. Jadi nanti dia kurang kooperatif," katanya lagi.

Terbukti, ketika diberi pertanyaan dan diajak berdialog oleh tim dokter, pelaku diakui masih mau menjawabnya dengan tenang.

dr. Rianna pun mengaku bahwa pelaku tampak kooperatif ketika kejiwaannya diperiksa.

"Sekarang sih masih kooperatif," imbuh dr. Rianna.

(TribunnewsBogor.com/Tribunnews.com/Tribun Jakarta)

Berita Terkini