TRIBUNNEWSBOGOR.COM — Direktur Lokataru Haris Azhar adu debat dengan Tenaga Ahli Utama KSP Ali Ngabalin soal pelayanan di rumah sakit rujukan dalam menghadapi virus corona.
Haris Azhar mengungkap adanya warga yang dipulangkan saat ingin memeriksakan diri ke rumah sakit.
Hal itu dikarenakan ketidaksiapan rumah sakit untuk mendeteksi virus corona terhadap pasien.
Dilansir dari acara Dua Arah Kompas TV Selasa (17/3/2020), Ali Ngabalin menegaskan kalau pemerintah tidak terpikir untuk melakukan lockdown.
“Yang paling penting yang sekarang jadi perhatian pemerintah itu adalah untuk melakukan edukasi kepada masyarakat, corona ini Covid-19 ini bagaimana bisa kekebalan tubuh, imun, di mana bisa tidak hadir di wilayah orang-orang yang banyak dan ramai,” ujarnya.
Kemudian ia pun mencontohkan Korea dalam menangani virus corona ini dengan tidak melakukan lockdown.
“Yang ketiga jangan lupa bahwa kalau daerah-daerah yang melakukan seperti negara-negara lockdown, seperti Korea. Korea itu 83,45 persen dan dia tidak melakukan lockdown. Artinya bahwa dia lebih memberikan jaminan atas warganya, dengan regulasi yang ada, kesiapan pemerintah, dan kesiapan negara dalam memberikan pelayanan masyarakat,” tutur Ali Ngabalin.
“Kedua, mereka saja yang satu wilayah, satu benua, begitu terkumpul. Indonesia ini 13 ribu dan sekian lebih pulau, kalau dia melakukan lockdown hari ini kemudian di tempat lain tetap saja sehat dan itu akan merugikan daerah yang lain,” tambahnya.
Pernyataan itu kemudian ditanggapi oleh politisi PKS Mardani Ali Sera.
“Mengambil Korea di bandingkan dengan Indonesia tidak tepat, Korea sehari mampu melakukan swab tap yang dalam 2 jam ketahuan sebanyak 15 ribu unit gratis, bahkan mereka menyiapkan drive thrue, sehingga di kita masih khawatir,” tutur Mardani Ali Sera.
• Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Bocah di Sungai Ternyata Korban Pembunuhan, Ini Pengakuan Pelaku
• Raffi Ahmad - Alshad Ahmad Tajir Melintir, Ini Silsilah Keluarganya: Turunan Ningrat & Saudagar Kaya
Kemudian ia pun membeberkan grafik penyebaran virus corona jika tidak dilakukan lockdown.
“Slowdown atau lockdown monggo dibuat, kalau imbauan di rumah saja, bekerja beribadah di rumah, tidak bisa, sekarang bukan saatnya kita berdoa saja atau imbauan saja, tapi harus ada peraturannya. Jangan hanya narasi, monggo eksekusi,” kata Mardani Ali Sera.
Kemudian hal itu pun ditanggapi oleh Politisi PDIP Muchamad Nabil Haroen yang mengatakan kalau masyarakat mengamini apa yang sudah diimbau oleh pemerintah.
“Dbanyak sekali tokoh agama dan tokoh masyarakat yang kemudian memberikan imbauan. Action sudah dilakukan oleh pemerintah, tadi dikatakan kalau tidak semua ruangan punya negatif rest room., memang tidak. Tapi 155 bed dari 132 rujukan itu pasti negatif rest room,” jelasnya.
“Maaf Gus, 155 kalau dikali 2 itu cuma 310 tempat tidur saja, padahal kalau lihat grafik kita, kemungkinan ini meledak sangat besar kalau tidak ada langkah untuk slowdown,” kata Mardani Ali Sera.