TRIBUNNEWSBOGOR.COM, MEDAN - Ika Sartika Pane syok bukan kepalang. Telepon yang dia terima dari sang ibu mertua yang mengabarkan dirinya akan jadi janda ternyata benar-benar terjadi.
Yang bikin Ika Sartika sangat terpukul, Bripka Mangara Alva Pasaribu (MAP), suaminya yang polisi itu meninggal karena bunuh diri.
Bripka Mangara sehari-hari adalah polisi yang bertugas di Polsek Rambutan, Polres Tebing Tinggi.
Kasus Bripka Mangara yang bunuh diri membuat Ika Sartika tidak kuasa menahan sedih atas kematian sang suami.
Ika terpaku di depan kamar jenazah RS Bhayangkara, Rabu (3/6/2020) malam. Ia terlihat sempoyongan dan matanya terlihat lebam karena terlalu banyak menangis.
Ika terlihat ditemani istri Kapolsek Rambutan AKP Hotman Samosir, dan keponakannya untuk menemaninya berbicara.
Ia mengakui hingga saat ini belum melihat mayat suaminya yang terbujur kaku di dalam ruangan jenazah RS Bhayangkara.
Ia tak sanggup menahan kesedihannya. "Saya mau lihat tadi di lokasi, tapi dibilang bapak-bapak itu enggak boleh nanti ibu enggak tahan.
Sampai sekarang saya belum ada lihat (mayatnya). Enggak tahan saya lihat masuk ke dalam ruang otopsi pingsan nanti saya," tuturnya sambil menangis.
• Rumah Pak Eko yang Dikepung Tetangga di Bandung Kini Akan Dijual Rp 80 Juta, Anda Tertarik Beli?
• Anak Nyaris Tenggelam Karena Dijejali Ini oleh Baim Wong, Paula Verhoeven Cemas: Kiano Ga Apa-apa?
Berawal dari Telepon Mertua
Ika Sartika Pane mengetahui peristiwa tragis itu setelah dikabari oleh mertuanya. Sang mertua menyebut dirinya akan menjadi janda sehingga membuatnya syok dan langsung pingsan.
"Saya awalnya ditelepon sama mertua, katanya saya akan menjadi janda. Di situ saya sangat sedih, mau pingsan.
Saya kira kecelakaan, kaget, bahkan sekarang belum saya lihat itu mayatnya," tuturnya.
Ika mengakui dirinya tidak mengetahui masalah suaminya hingga akhirnya nekat bunuh diri.
Ia pun tak mengetahui bahwa suaminya pulang ke rumah orangtuanya di Desa Gempolan, Kabupaten Serdangbedagai.
"Enggak ada berselisih, enggak ada masalah yang enggak diselesaikan. Bahkan saya tidak tahu kalau suami saya berangkat ke rumah ibunya. Semalam hari Selasa lah dia berangkat dari rumah siang. Sempat makan siang dulu," tuturnya.
• Jawaban Soal Kelas 4-6 SD Hari Ini Kamis 4 Juni: Cara Mengubah Cerpen Atau Novel Jadi Naskah Drama?
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai dihebohkan dengan peristiwa diduga bunuh diri seorang anggota polisi bernama Bripka Mangara Alpa Pasaribu (35), Rabu (3/6/2020).
Ia bunuh diri dengan menggunakan pistol miliknya dan menembakkannya ke bagian leher yang tembus hingga kebagian kepala.
Peristiwa itu terjadi di rumah orangtuanya di Desa Gempolan.
Mangara juga merupakan warga Kota Tebingtinggi. Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab sehingga korban menghabisi nyawanya sendiri.
Kepala Desa Gempolan, Rosinta Sianturi yang diwawancarai www.tri bun-medan.com mengaku dirinya mendapat informasi bunuh diri ini sekira pukul 08.00 WIB.
Ia juga tidak mengetahui mengapa hal itu bisa dilakukan oleh yang bersangkutan.
Karena sehari-hari anggota Polri itu tinggal di Tebingtinggi ia pun tidak dikenal bagaimana sosoknya.
"Kutanya sama ibunya tadi enggak adanya pertengkaran. Ibunya juga kurang tahu kenapa anaknya begitu. Dia cuma datang ke rumah orangtuanya di sini. Bukan di sini dia itu tinggalnya," ujar Rosinta.
Ia mengaku begitu mendapat informasi dirinya langsung turun ke lokasi kejadian.
Saat itu ia juga dilarang oleh pihak kepolisian untuk masuk ke area dalam rumah.
Disebutnya kalau saat itu korban bunuh diri di dalam kamar.
Pihak kepolisian dari Polres Serdang Bedagai langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di rumah orangtua korban.
Selanjutnya jasad korban pun dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit Tebing Tinggi. Kapolres Serdang Bedagai, AKBP Robin Simatupang sempat turun ke lokasi kejadian. (vic/tri bun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul IIstri Personel Polisi yang Bunuh Diri, Tak Sanggup Lihat Jenazah Sang Suami di RS Bhayangkara