TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Nus Kei membantah penyerangan yang dilakukan John Kei adalah permasalahan dua kelompok.
Menurutnya, kejadian yang menewaskan satu rekannya itu merupakan perselisihan antar keluarga.
Dilansir dari Youtube TV One Selasa (23/6/2020), menjelaskan hubungannya dengan John Kei.
"Jadi gini, kan hubungan kami ini kan hubungan keluarga yang sangat dekat banget, jadi antara paman dan ponakan, saya adalah pamannya, dia adalah ponakan saya. Jadi memang saya nggak punya masalah sama beliau, mungkin saja dia yang punya masalah sama saya," kata Nus Kei saat diwawancara usai pemakaman rekannya.
Namun ia mengakui bahwa komunikasi antara dirinya dengan sang ponakan, John Kei, memang tidak terjalin dengan baik setelah John Kei bebes dari penjara.
"Saya enggak pernah komunikasi sama beliau, beliau juga enggak pernah komunikasi sama saya, setelah beliau keluar dari Nusakambangan bulan Desember lalu," kata dia.
Hingga akhirnya ia pun tak menyangkan John Kei nekat melakukan hal tersebut hingga membuat satu rekannya tewas.
Ia pun mengaku sudah sempat mencoba menghubungi John Kei melalui saudaranya.
"Saya memang sudah beberapa kali mengutus teman-teman, saudara-saudara, keluarga masih satu kampung, untuk menghubungi beliau biar kami bisa bertemu, biar apa yang menjadi masalah kami ini bisa kami selesaikan bersama-sama, saya punya niat itu, kemauan itu, itikad untuk melakukan itu," bebernya.
Menurutnya, itikad baik yang sedang ia upayakan itu tidak disambut dengan baik oleh John Kei.
• Cerita John Kei Awal Merantau ke Jakarta Hingga Akhirnya Punya Anak Buah, Pak RT Bilang Baik Banget
• Paman Bongkar Penyebab Keributan dengan John Kei Hingga Rekannya Terbunuh : Ini Membuat Kami Malu
"Tapi memang mungkin saudara saya ini, ponakan saya sendiri ini tidak punya niat untuk melakukan itu. Tapi bagi saya begini, dia adalah ponakan saya, saya tetap posisikan saya sebagai orangtua," kata dia.
Ia pun menganggap permasalahan ini hanya perselisihn antar keluarga saja.
"Sampai kapan pun, hari ini besok, lusa, dan seterusnya saya akan lakukan itu. Ini kami semua satu keluarga, satu darah, satu turunan, salah besar kalau di sana orang bilang kita dua kelompok, oh tidak, kami ini satu keluarga yang berselisih saja," tegasnya.
Ia pun kemudian mengungkap hal yang menjadi permasalahan keduanya hingga menyulut emosi John Kei.
Nus Kei pun membenarkan bahwa ada perselisihan soal sengketa tanah antara dirinya dengan sang ponakan.
"Memang ada sebuah pekerjaan yang ada di Kota Ambon Maluku sana, tapi itu sudah selesai, yang berkaitan dengan tanah, memang sudah selesai, cuma karena memang tidak ada kesabaran mungkin dari ponakan saya ini, jadi akhirnya seperti kemarin. Sebetulnya enggak ada masalah sih," kata dia.
Soal penyerangan yang dilakukan ponakannya itu, Nus Kei mengaku tak tahu menahu.
Namun ia berharap kejadian itu menjadi peristiwa terakhir.
"Karena kan saya dalam posisi yang memang diserang toh, tapi saya enggak tahu lah seperti itu, tapi saya berharap ke depan jangan ada lagi seperti itu. Semoga kemarin itu jadi yang terakhir, kami kubur bersama-sama dengan ponakan saya yang sekarang kami kuburkan ini. Semoga ke depan jangan terulang lagi," harapnya.
Meski begitu, ia mengaku tak ingin membalas dendam atas apa yang telah dilakukan oleh keponakannya itu.
• John Kei Merasa Dikhianati Hingga Ribut dengan Pamannya, Kini Terancam Hukuman Mati
• Sebelum Ditangkap Polisi, John Kei Duduk Lakukan Hal Tak Terduga, Ketua RT: Gak Seperti Biasanya
"Komunikasi sudah dilakukan oleh beberapa keluarga, teman dan saudara kami yang memang dekat, tapi itulah ponakan saya ini mungkin, ya orang baru keluar dari dalam, ya kita juga musti maklum karena kelamaan di dalam. Makanya saya tetap menahan diri, saya tidak mau melakukan hal-hal yang ponakan saya lakukan kemarin itu," jelasnya.
Hingga kemarin, Nus Kei mengaku belum mendapat kesempatan untuk bertemu dengan John Kei, namun ia berharap bisa dipertemukan oleh pihak kepolisian.
"Saya berharap (bertemu) sih, karena saya posisikan diri sebagai orangtua, paman, itu yang akan saya lakukan itu. Kami orang Kei itu punya filsafat, kami ini satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan, saya pikir suku lain tak punya filsafat seperti itu, tapi kami punya dan itu yang mengikat kami," urainya.
Ia pun memaklumi sang keponakan yang tak bisa menahan emosi karena baru bebas dari penjara.
"Makanya saya bilang dari awal, ini mungkin cuma emosi, egonya ponakan saya dan egonya saya, saya mungkin masih bisa kontrol egonya saya, tapi ponakan saya tidak bisa kontrol. Saya juga memaklumi karena mungkin dia baru keluar," ungkapnya.
Kemudian Nus Kei pun berharap keponakannya itu bisa benar-benar bertobat dan berubah jadi lebih baik lagi.
"Saya tetap selalu percaya, saya berdoa sama Tuhan, satu ketika dia akan berubah dan dia akan kembali ke jalan yang benar," harapnya.
Apalagi sebelum keluar dari penjara pada Desember lalu, ia juga melihat beberapa wawancara John Kei dengan media soal tobatnya.
"Kami waktu dia keluar kan semua orang berharap dia seperti itu (tobat), tapi ternyata sudah terjadi kemarin, makanya ke depan saya berdoa, kita semua yang ada di sini, berdoa meminta supaya ke depan jangan ada lagi terjadi seperti ini. Ini lah terakhir, karena ini membuat malu, membuat aib kami," jelasnya.
Ia pun menjamin kalau kejadian itu tak akan terulang lagi ke depannya.
• Nus Kei Jadi Target Serang Gara-gara soal Tanah, Intip Kekayaan John Kei: Rumah-Mobil Harga Miliaran
• Rekan Tewas Tertembak Di Tangan John Kei, Doa Nus Kei untuk Ponakan: Saya Minta Jangan Terjadi Lagi
"Saya garansi itu, saya sebagai orangtua di sini, pamannya dia, saya akan lakukan itu," kata dia.
Untuk melakukan pencegahan itu, ia pun akan melakukan rekonsiliasi dengan keponakannya.
"Saya akan berusaha ke depan untuk melakukan sebuah rekonsiliasi, kalau bisa untuk mendamaikan kami semua orang Kei yang ada di Jakarta, karena saya pegang pada filsafat saya itu," tandasnya.
Motif John Kei
Sementara itu dilansir dari Wartakotalive.com, motif penyerangan dan pembacokan yang dilakukan kelompok John Kei terhadap kelompok Nus Kei, di Green Lake City, Cipondoh, Kota Tangerang, karena urusan tanah.
Penyebab konflik itu dikemukakan oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (22/6/2020).
Menurut Nana Sudjana, John Kei dan Nus Kei ini keduanya saling bersaudara atau satu keluarga, namun terjadi pertikaian antar-saudara.
"Berdasarkan permasalahan pribadi yakni karena adanya ketidakpuasan John Kei atas pembagian uang hasil penjualan tanah," kata Nana Sudjana.
Kemudian, dari ketidakpuasan pembagian hasil penjualan tanah itu, kedua saling mengancam melalui pesan di aplikasi smartphone.
Setelah itu, John Kei melalui aplikasi pesan di ponsel pintarnya menyuruh anak buahnya melakukan penyerangan terhadap Nus Kei dan anak buahnya.
"Para pelaku ini hape-nya kami periksa dan kami dapati ada permufakatan jahat dan perencanaan sebelum kelompok John Kei beraksi," kata Nana Sudjana.
Dua aksi yang dilakukan kelompok John Kei yakni aksi pembacokan di Duri Kosambi, Cengkareng, dan penyerangan rumah Nus Kei di Green Lake City, Tangerang.
Saat ini, kata Nana Sudjana, polisi melakukan penyelidikan dan membekuk 30 orang kelompok John Kei, termasuk John Kei sendiri.
Mereka diamankan polisi dari Perumahan Titian Indah, Medan Satria, Kota Bekasi, Minggu (21/6/2020) malam dan kini statusnya sebagai tersangka.
John Kei dan anak buahnya dibekuk karena diduga terkait kasus pengrusakan dan penembakan di satu rumah Perumahan Green Lake City, Tangerang.
Selain itu, mereka juga diduga melakukan aksi pembacokan yang mengakibatkan satu orang tewas dan satu lainnya luka-luka di Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (21/6/2020) siang
"Ke 30 orang itu diduga pelaku yang telah melakukan penganiayaan, kemudian pembunuhan, pengrusakan dan juga pelanggaran Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 51," kata Nana Sudjana.
Menurutnya, 25 orang diamankan dari rumah John Kei di Perumahan di Jalan Tytyan Indah Utama X, Medan Satria, Kota Bekasi.
Rumah di Tytyan Indah itu diduga sebagai markas kelompok John Kei.
"Bisa dikatakan rumah itu merupakan markas dari kelompoknya John Kei," kata Nana.
Kemudian, dari penangkapan 25 orang di rumah John Kei itu, polisi mengembangkan kasusnya dan menangkap lima orang lainnya di tempat berbeda.
"Dari penangkapan ke 25 orang dilakukan pengembangan dan ditangkap 5 orang lagi. Jadi ada 30 orang yang diduga pelaku sudah kami amankan," kata Nana.
Nana Sudjana menambahkan, para pelaku berbagi peran dalam beraksi, baik saat melakukan tindakan kekerasan di Cengkareng dan penyerangan rumah Nus Kei di Green Lake City, Tangerang.
"Kami sampaikan pula untuk saudara John Kei ini baru dinyatakan bebas bersyarat pada Desember 2019 lalu," katanya,
"Namun kini kami proses secara hukum lagi karena melakukan aksi yang bisa dikatakan brutal di Cengkareng dan Tangerang. Dimana dalam pembacokan di Cengkareng, satu orang meninggal dunia," kata Nana lagi.
Atas kasus di Cengkareng, Jakarta Barat, mengakibatkan satu orang meninggal dunia, Nana memastikan akan menggunakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana