Pura-pura Kesurupan, NL Otak Pembunuhan Bos Pelayaran Tak Berkutik saat Polisi Lakukan Test Ini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konferensi pers kasus penembakan bos pelayaran di Polda Metro Jaya, Senin (24/8/2020).

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Segala upaya dilakukan NL (34) karyawati perusahaan pelayaran di Kepala Gading, Jakarta Utara untuk membunuh bos nya, Sugianto.

Sugianto tewas akibat luka tembak di bagian kepala dan leher.

Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Utara berhasil mengungkap kasus pembunuhan itu.

Sebanyak 12 pelaku ditangkap, satu diantaranya adalah NL.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya terungkap fakta baru yang dilakukan NL.

Ternyata, selain diduga menggelapkan uang kantor, NL yang berupakan bendahara di kantor yang dipimpin Sugianto, wanita itu juga meminjam uang hingga ratusan juta untuk keperluan memyewa eksekutor.

Hal itu terungkap setelah polisi mendapat keterangan dari sejumlah pelaku.

Dalang pembunuhan bos pelayaran di Kelapa Gading, Jakarta Utara, saat dirilis di Polda Metro Jaya, Senin (24/8/2020). (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)

NL diketahui menggunakan berbagai cara demi menghabisi nyawa sang bos di Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 13 Agustus lalu.

Bahkan, NL meminta bantuan suami sirinya, R alias M dan menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi Sugianto dengan tarif Rp 200 juta.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menyatakan, setengah dari nominal pembayaran orang sewaan itu didapatkan NL dari hasil utang.

NL meminjam uang kepada sang paman sekitar Rp 100 juta.

"Pengakuan dia uang Rp 100 juta itu dia transfer dari rekening NL sendiri dan Rp 100 juta itu dia pinjam dari pamannya," papar Yusri.

Lebih lanjut, NL juga dilaporkan kasus berbeda oleh pihak PT DTJ, yang tak lain kantor milik korban atas tuduhan penggelapan uang bahan bakar minyak (BBM) kapal laut sebesar Rp 148.220.160.

Ini Obrolan Terakhir Pelaku dan Korban Sebelum Terjadi Pembunuhan Satu keluarga, 4 Tewas: Ya Allah

Terkait apakah NL membayar orang sewaan untuk membunuh korban menggunakan uang tersebut, polisi masih mendalaminya.

"Itu masih kami dalami. Masih ada beberapa lagi penggelapan-penggelapan yang dilakukan, ini masih kami dalami semuanya," ucap Yusri.

Berdasarkan hasil pengecekan keuangan perusahaan dan keterangan dari para saksi, NL diduga sudah menggelapkan uang perusahaan untuk pembelian BBM kapal laut sebesar Rp 148.220.160.

Sosok Karyawati Otak Pembunuhan Bos Pelayaran, Gelapkan Uang Rp 1,8 M hingga Pura-pura Kerasukan

"Awalnya NL membeli bahan bakar untuk kapal KM.FU FUJIN. Itu untuk perjalanan pengangkutan barang berupa pupuk milik PT USJ dari Gresik Jawa Timur ke Ketapang Kalimantan Barat sebanyak 24 Ton," tegas Yusri.

Adapun untuk BBM kapal laut itu dipesan NL melalui PT PAN pada 22 Juli 2020. Setelahnya, PT PAN itu melakukan penagihan yang disebut pelaku sudah dilakukan pembayaran.

Adapun uang dari PT DTJ telah diserahkan kepada NL.

"Menurut NL sudah dilakukan, namun setelah dilakukan pengecekan ternyata pembayaran tersebut tidak ada," imbuh Yusri Yunus.

Pengakuan NL

Karyawati yang menjadi dalang pembunuhan pengusaha, Sugianto di Ruko Royal Gading Square, Kelapa Gading, NL, rupanya sempat mengecoh Polisi.

Tingkah NL saat diperiksa dan ketika pemakaman justru menjadi celah bagi Polisi untuk mengungkap pelaku pembunuhan Sugianto yang sebenarnya.

Ternyata NL sempat pura-pura kesurupan saat diperiksa Polisi.

Tak hanya satu kali, NL juga pura-pura kesurupan saat pemakaman Sugianto.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Wirdhanto Hadicaksono mengatakan NL terhitung dua kali pura-pura kesurupan.

Menurut Kompol Wirdhanto Hadicaksono, NL pura-pura kesurupan saat diperiksa polisi beberapa hari lalu.

NL pura-pura kesurupan arwah Sugianto.

Dalam aksinya menurut Kompol Wirdhanto Hadicaksono, NL menyebut Sugianto tewas dibunuh pesain bisnis.

"Pada saat pemeriksaan sempat kesurupan dan mengarahkan ke salah satu motif," kata Kompol Wirdhanto Hadicaksono dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribun Jakarta.

Menurut Kompol Wirdhanto Hadicaksono saat pura-pura kesurupan arwah Sugianto, NL menyebut pelaku pembunuhan adalah pesaing usaha.

"Jadi kesurupan arwah korban dan menyampaikan bahwa ini pelakuknya adalah masalah persaingan bisnis," kata Kompol Wirdhanto Hadicaksono.

NL tak berhenti sampai di situ saja, ia kembali pura-pura kesurupan saat pemakaman Sugianto.

Sat pura-pura kesurupan arwah Sugianto, NL kembali mengarahkan agar semua meyakini bahwa korban dibunuh karena persaingan bisnis.

"Itu diulang lagi saat di tempat pemakaman, kesurupan juga," kata Kompol Wirdhanto Hadicaksono.

TribunnewsBogor.com melansir Tribun Jakarta, Polisi yang mencurigai gelagat aneh dari NL itu lantas bertindak lebih lanjut.

Apalagi, selama proses pemeriksaan, keterangan yang diberikan NL kepada polisi selalu berubah-ubah.

Dijelaskan Wirdhanto, polisi akhirnya melibatkan ahli poligraf untuk melakukan uji kebohongan terhadap NL.

"Kami mencoba melakukan tes poligraf juga, ternyata hasilnya bahwa ada semacam kebohongan atau deception dari hasil ahli poligraf dari Pusinafis," kata Wirdhanto.

Hasil tes poligraf yang mengindikasikan bahwa NL berbohong lantas membuat polisi melanjutkan pemeriksaan terhadap dirinya.

Sampai akhirnya NL mengakui bahwa dirinya adalah otak penembakan terhadap Sugianto.

Melansir Kompas.com, Polisi menangkap 12 tersangka pembunuhan pengusaha Sugianto (51), yang ditembak di depan ruko Royal Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Eksekutor penembakan pengusahan pelayaran di Kelapa Gading saat dihadirkan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (24/8/2020). (TribunJakarta/Annas Furqon Hakim)

Otak pembunuhan tersebut, menurut polisi, adalah NF, karyawati yang bekerja di perusahaan PT. DTJ, milik Sugianto.

Berdasarkan pemeriksaan, motif pembunuhan karena NF sakit hati.

NF mengaku sering dilecehkan oleh korban.

Pelaku sering diminta melakukan hubungan badan.

“NL sering diajak melakukan hal-hal di luar pekerjaan. Dia sering diajak melakukan persetubuhan. Ada pernyataan dari korban juga yang suka menyebut NL sebagai perempuan tidak laku,” kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana dalam jumpa persnya, Senin (24/8/2020).

Selain itu, NL juga kerap dimaki ketika sedang bekerja.

Konferensi pers kasus penembakan bos pelayaran di Polda Metro Jaya, Senin (24/8/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM)

Selain sakit hati karena merasa dilecehkan, ada motif lain pelaku nekat menghabisi nyawa Sugianto.

NL yang bekerja di bagian adminitrasi keuangan takut lantaran sempat menggelapkan uang pajak kantor.

“Yang bersangkutan ketakutan karena dari tahun 2015 di bagian administrasi keuangan banyak mengurusin pajak, ternyata tidak semua disetorkan ke kantor pajak,” kata Nana dalam jumpa persnya di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/8/2020).

Sugianto yang mengetahui hal tersebut mulai curiga kepada NL.

Sugianto sempat mengancam akan melaporkan NL ke pihak kepolisian.

NL lalu meminta tolong kepada R alias M, suami sirinya untuk menghabisi korban.

R lalu mencari kelompok sindikat pembunuh yang terdiri DM, SY, S, MR, AJ, DW , R , RS. NL sudah menyiapkan uang sebesar Rp 200 juta sebagai upah.

R bersama pelaku lainnya kemudian merancang skema pembunuhan tersebut.

Korban ditembak di depan ruko Royal Gading, tak jauh dari kantornya, ketika hendak pulang ke rumah untuk makan siang.

Korban ditembak dari arah belakang sebanyak lima kali oleh salah satu pelaku.

Korban akhirnya tewas di lokasi kejadian.

Polisi sempat membuat sketsa wajah dua pelaku. (TribunJakarta.com/TribunnewsBogor.com)

Berita Terkini