Demo Tolak Omnibus Law

Demo Tolak Omnibus Law, Perempuan Ini Menangis Berikan Bendera Merah Putih ke TNI: Tolongin Rakyat

Penulis: Damanhuri
Editor: Mohamad Afkar Sarvika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang perempuan berambut panjang, mengenakan kaos hitam, celana pendek, dan sandal ini lari sekencang-kencangnya dari menuju ke arah aparat TNI, di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pukul 17.10 WIB, Kamis (8/10/2020).

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Disahkannya Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja oleh DPR dan pemerintah menimbulkan gejolak di sejumlah daerah.

Tak hanya buruh, sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus pun turun ke jalan menolah UU Cipta Kerja yang telah disahkan pada Senin (5/10/2020) lalu itu.

Undang-undang yang telah disahkan tersebut dianggap tidak memihak pada rakyat.

Sejumlah buruh dan mahasiswa di sejumlah daerah di Indonesia termasuk di Bogor dan Jakarta pun melakukan aksi serupa.

Di tengah aksi demo berlangsung, aksi yang dilakukan seorang perempuan berambut panjang sempat menjadi sorotan.

Wanita mengenakan kaos hitam, celana pendek, dan sandal ini lari sekencang-kencangnya menuju ke arah aparat TNI, di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pukul 17.10 WIB, Kamis (8/10/2020).

Perempuan yang diketahui bernama Eva itu nekat menyeberangi jalan tol sambil berlari ke arah TNI tanpa memikirkan bahaya ditabrak kendaraan.

Rupanya, ia salah satu perempuan dari perwakilan buruh Pergudangan Bandara.

Wanita itu rupanya mendatangi sejumlah anggota TNI yang saat itu sedang mengawal aksi demo.

Kedatangan Eva mendekati anggota TNI itu untuk menyerahkan bendera merah putih yang ia bawa.

"Bapak, tolongin kita. Abang saya bekerja buruh sudah lama. Saya percaya sama bapak," kata Eva, sembari memberikan bendera merah-putih kepada anggota TNI.

"Tolong bantu kita semuanya. Saya tidak anarkis. Saya tidak bakal bakar ban. Kami semua rakyat," lanjutnya dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Jakarta.

Anggota TNI itu pun menerima Bendera Merah Putih tersebut.

Eva masih menangis dan berusaha mengelap air matanya.

Seorang perempuan berambut panjang, mengenakan kaos hitam, celana pendek, dan sandal ini lari sekencang-kencangnya dari menuju ke arah aparat TNI, di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pukul 17.10 WIB, Kamis (8/10/2020). (Tribun Jakarta/Rizki Hidayat)

Tak lama, dia pun berlari ke arah aparat kepolisian yang tak jauh dari lokasinya berada.

Eva melontarkan kalimat kecewa kepada polisi tersebut.

Namun, polisi tak terpancing dan tetap diam.

Eva pun ditarik oleh rekannya untuk kembali ke rombongan yang mengendarai truk dan bus.

Simpang Harmoni Sempat Ricuh 

Aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja diwarnai kericuhan.

Pendemo dari mahasiswa dan buruh sempat terlibat bentrok dengan aparat di Simpang Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020) siang.

Polisi pun menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang mulai tak terkendali.

Bahkan, seorang pemuda dari kubu pendemo sempat terkena lemparan batu.

Kericuhan ini berawal saat massa mencoba menerobos barikade polisi yang menutup akses jalan pendemo menuju Istana Merdeka, Jakarta.

Awalnya, ketika orator sedang menyampaikan aspirasinya, massa mencoba menerobos barikade polisi untuk menggelar aksi di depan Istana Presiden di Jakarta tersebut.

Namun, hal itu tak membuahkan hasil lantaran penjagaan ketat dari aparat.

Massa aksi pun mulai memanas dan menjadi beringas.

Mereka pun mulai melempari barikade petugas dengan bebatuan serta petasan.

"Kembali saya ingatkan anda sudah tidak tertib dan anarkis, untuk itu saya minta kalian segera membubarkan diri," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto, Kamis (8/10/2020) Dilansir TribunnewsBogor.com dariTribun Jakarta.

Namun, imbauan itu tidak digubris dan massa malah semakin beringas.

Saat itulah polisi mulai mencoba membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan air dari mobil water cannon.

Pantauan TribunJakarta.com pada pukul 14.50 WIB kerumunan massa yang tadinya berkumpul di satu titik di Simpang Harmoni mulai terpecah.

Ribuan orang pendemo itu mulai berhamburan sementara polisi terus-terusan menembakkan gas air mata.

Kapolres pun mengultimatum apabila massa tetap anarkis maka pihaknya akan mengambil tindakan tegas.

"Apabila masih anarkis saya akan melakukan tindakan tegas," tuturnya.

Seorang Pemuda Terkapar

Salah seorang pemuda yang berasal dari kubu pendemo sempat terkapar dan kesakitan karena terkena lemparan batu.

Pemuda tersebut awalnya sempat terjatuh ketika berada di kerumunan pendemo.

Melihat hal tersebut, seorang anggota TNI pun membantunya berdiri dan menggotongnya menjauh dari kerumunan.

Ketika digotong, pemuda itu menunjukkan ekspresi kesakitan sambil memegang dadanya.

"Sakit pak, kena batu tadi," katanya meringis.

Seorang pemuda yang berasal dari kelompok pendemo tolak UU Cipta Kerja di Simpang Harmoni, Jakarta Pusat, meringis kesakitan usai terkena lemparan batu, Kamis (8/10/2020) siang. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

Pemuda tersebut kemudian dibawa ke area yang cukup aman di belakang barikade polisi.

Dirinya sempat diistirahatkan sebentar sebelum akhirnya beberapa orang temannya menuntunnya menjauhi titik aksi unjuk rasa.

Meski masih bisa berjalan perlahan, nampak pemuda itu terus-terusan memegangi dada kanannya yang kesakitan.

Pantauan Tribun pada pukul 14.50 WIB, kerumunan massa yang tadinya berkumpul di satu titik di Simpang Harmoni mulai terpecah.

Ribuan orang pendemo itu mulai berhamburan sementara polisi terus-terusan menembakkan gas air mata.

Kericuhan antara pendemo dan aparat sempat berlangsung beberapa menit.

Namun, saat ini sudah mulai reda.

Kendati demikian, massa aksi masih bertahan di area simpang Harmoni dan berharap bisa melakukan aksi di depan Istana Merdeka.

Api Berkobar Depan Istana Bogor

Kobaran api terlihat jelas di depan gerbang Istana Bogor saat sejumlah mahasiswa menggelar aksi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020).

Sore hari, sejumlah mahasiswa dari sejumlah kampus di Bogor kembali datang bergabung bersama pendemo.

Mahasiswa tersebut awalnya melakukan longmarch dari arah Air Mancur menuju Istana Bogor.

Mahasiswa membakar ban ditengah guyuran hujan di Jalan Sudirman sebrang Istana Bogor. (TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho)

Namun saat melintasi Simpang Jalan Pengadilan mahasiswa sempat terhalang oleh water barier.

Setelah memaksa maju akhirnya mahasiswa bisa amelakukan aksi di sebrang Istana Bogor.

Pantauan TribunnewsBogor.com pukul 16.10 WIB mahasiswa masih bertahan.

Bahkan mahasiswa membakar ban ditengah guyuran hujan di Jalan Sudirman sebrang Istana Bogor. 

 (TribunnewsBogor.com/Tribun Jakarta)

Berita Terkini