"Ya kan kita ikon. Beda itu ikon sama duta tuh beda. Thank you," ucap Raffi Ahmad.
Ketua Harian PB PON Yunus Wonda menjelaskan, penyelenggaraan PON bukan hanya milik Papua, melainkan seluruh masyarakat Indonesia.
Hanya saja, warna Papua lebih mendominasi sebagai tuan rumah.
"PON memang dilaksanakan di Papua, namun ada warna Nusantara yang ingin ditampilkan dalam penyelenggaraan ini," ujar Yunus saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (5/6/2021).
Menurut dia, warna Papua, baik dalam hal ornamen maupun sumber daya manusia, sudah sangat dominan.
Bahkan perbandingannya mencapai 80 persen.
"Perlu diketahui, dalam acara pembukaan dan penutupan PON XX sekitar 80 persen anak-anak Papua juga akan mengisi acara tersebut," kata dia.
Yunus menyebutkan, PB PON juga sudah menunjuk Boaz Solossa yang merupakan pemain sepak bola asal Papua sebagai Duta PON.
Hal itu dipandangnya sudah mewakili warna Papua.
Melansir Kompas.com, Wakil Ketua Dewan Adat Papua John Gobay menyayangkan sikap PB PON yang memilih Nagita Slavina sebagai ikon PON Papua.
Menurut dia, masih banyak tokoh publik yang bisa jadi pilihan untuk mewakili Papua.
"Banyak figur publik asal Papua yang berkarier di ajang nasional. Seharusnya mereka yang dipilih karena lebih merakyat dan representasi kebudayaan Papua," kata Gobay.
Nagita Slavina Dibela Asisten
Sesen lantas meminta Arie Kriting agar membaca pendapat Olvah Alhamid selaku putri asli Papua terkait dengan penunjukkan Nagita tersebut.
Untuk diketahui, Olvah Alhamid adalah model asal Fakfak, Papua Barat, Indonesia.
Olvah dikenal sebagai juara kontes Puteri Indonesia Papua Barat tahun 2015 dan menduduki posisi 5 besar pada kontes Puteri Indonesia 2015 serta mendapat gelar Puteri Indonesia Intelegensia tahun itu.