TRIBUNNEWSBOGORCOM -- Seorang penumpang selamat menceritakan detik-detik kapal motor penumpang ( KMP ) Yunicee tenggelam di perairan Pelabuhan Gilimanuk, Bali pada Selasa (29/6/2021).
Ia juga mengungkap reaksi kapten KMP Yunicce ketika air sampai ke deck kapal.
Sesuai manifes, KMP Yunicee mengangkut 41 penumpang dan 12 kru kapal sehingga terdapat 53 orang dalam kapal tersebut.
Dari jumlah itu, sebanyak 33 orang selamat dan enam meninggal, sedangkan 14 orang masih dalam pencarian.
I Nyoman Suryawan menceritakan ia naik KMP Yunicee bersama belasan temannya.
I Nyoman Suryawan sempat menanyakan pada ABK soal muatan KMP Yunicee.
"Jam 5-an, kita kumpul sama teman-teman. 'bisa gak semua ?'
'berapa semua ? 11, oh 15 aja masuk', akhirnya masuk. 12 masuk," kata I Nyoman Suryawan seperti dikutip Tribunnewsbogor.com dari akun Youtube Metro TV.
Saat pertama kali naik KMP Yunicee, kata I Nyoman Suryawan, air sudah masuk deck kapal.
Ia pun menanyakan soal kondisi tersebut.
Namun, kapten KMP Yunicee justru memberanikan diri tetap menjalankan kapal meski air sudah masuk deck.
"Air decknya sudah naik, 'gimana nih berani gak ?' 'ntar dulu saya laporan dulu sama kaptennya', 'berani', akhirnya dia jalan," kata I Nyoman Suryawan.
Saat baru jalan, kata I Nyoman Suryawan , kapal sudah terasa miring.
"Kita di dalam, di pertengahan sudah miring kapal," katanya.
Malahan seorang teman I Nyoman Suryawan sampai diminta memindahkan mobilnya karena kapal miring.
"Temen saya mobilnya paling belakang, 'bisa minggir dikit mas soalnya kapal miring',
saya juga merasa di atas kapalnya miring, akhirnya udah agak redaan dikit,
udah jalan kita di ruang penumapng di sana lebih keras miringnya, kita langusng pakai life jacket," kata I Nyoman Suryawan.
Melansir Tribunnews.com, Kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk tersebut sedianya hendak sandar ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Saat itu banyak penumpang panik karena tidak ada pemberitahuan atau peringatan bahwa kapal akan tenggelam.
Hal ini dialami Taufik, warga Kabupaten Jember yang hendak ke Denpasar, Bali.
"Saat itu orang-orang bingung karena tidak ada peringatan apapun. Seperti sirine atau apa tidak ada. Saya hanya melihat petugasnya lari-lari," kata Taufik.
Banyak penumpang panik karena kapal tiba-tiba terus miring ke kiri dan akhirnya terbalik.
"Saya mendengar orang berteriak pakai pelampung. Saya cari di lemari tapi tidak bisa dibuka oleh petugasnya.
Saya tendang saja lemarinya akhirnya bisa dibuka dan saya dapat pelampung," tutur Taufik.
"Saat itu saya hanya berpikir bagaimana caranya selamat," imbuhnya.
Kapal terus miring ke kiri hingga akhirnya Taufik memberanikan diri untuk keluar dari kapal.
Setelah kapal terbalik banyak penumpang yang terapung di laut dalam keadaan gelap.
Melansir Kompas.com, Dugaan sementara, kapal tenggelam setelah terseret arus atau ombak laut yang tinggi di perairan dekat Pelabuhan Gilimanuk.
Kepala Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi Banyuwangi Benyamin Ginting mendapat keterangan itu dari kepala kamar mesin (KKM) yang selamat.
"Gelombang tinggi tiga sampai lima meter. Kapal ini terseret arus ke selatan. Kemungkinan itu yang menyebabkannya," kata Benyamin di Pelabuhan Ketapang, Selasa malam.
Sebelum tenggelam, KMP Yunicee sedang menunggu kesempatan bersandar ke Pelabuhan Gilimanuk.
Tiba-tiba, kapal itu terseret arus ke arah selatan karena ombak besar, sedangkan kekuatan mesin tak bisa mengimbangi tingginya gelombang.
"Sementara kekuatan mesin tak bisa mengimbangi tingginya gelombang," kata dia.
Saat terseret, kapal tiba-tiba miring. Kapal itu tenggelam ke sisi kiri dalam waktu yang cukup singkat.
"Dalam waktu lima menit langsung tenggelam ke sisi kiri," kata dia.
Kepala kamar mesin, kata Benyamin, juga memastikan tak ada kebocoran pada kapal tersebut.
"Waktunya cepat sekali setelah miring lima menit tenggelam," kata dia.