Mereka kemudian meruncingkan bambu tersebut hingga lancip, lalu diolesi dengan cairan.
Beberapa laskar rakyat yang juga menggunakan bambu runcing sebagai senjata adalah Laskar Hizbullah dan Sabilillah, serta Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Meskipun senjata milik Indonesia ini hanya terbuat dari bambu, rupanya senjata tersebut sudah cukup membuat penjajah merasa takut.
Bagi Belanda, bambu runcing dianggap sebagai pembunuh dalam keheningan.
Ketika bambu runcing dilemparkan, senjata ini tidak akan mengeluarkan suara apa-apa, sehingga tidak mudah diketahui keberadaannya oleh musuh.
Para penjajah juga mengakui bahwa mereka lebih baik mati karena ditembak, dibandingkan dengan senjata bambu runcing.
Bagi mereka, luka peluru masih dapat diobati, sedangkan bambu runcing tidak. Senjata ini akan membunuh musuh secara perlahan akibat infeksi.
Baca juga: Jelang HUT ke-76 RI, Pedagang Bendera Merah Putih Mulai Dicari Warga
Barisan Bambu Runcing
Barisan bambu runcing merupakan salah satu laskar perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
Laskar ini bermula dari gerakan lokal Barisan Muslimin Temanggung (BMT).
Dalam laskar ini, peran kyai yang paling dominan dalam memberikan kekuatan kepada para pejuang.
Pada Oktober 1945, Kyai R Sumomihardho, menyuruh H Abdurrahman bin Subchi memanggil para pemuda Desa Parakan Kauman agar mencari bambu wulung untuk dibuat bambu runcing.
Setelah dapat, bambu tersebut segera dibawa ke rumah KR Sumomihardho untuk didoakan agar dapat dijadikan senjata.
Kemudian, beberapa hari setelah BMT dibentuk, para pejuang Banyumas datang untuk mendoakan bambu runcing mereka guna melakukan penyerbuan ke Ambarawa.
Baca juga: LINK Twibbon HUT ke-76 RI dan Cara Mudah Membuatnya, Bisa untuk Foto Profil
Semenjak saat itu, kabar mengenai bambu runcing ini menyebar hingga ke seluruh daerah.