TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- "Semalam masih teleponan 21.00 WIB, ngobrol biasa saja, setelah itu minta tolong dibelikan pulsa," celetuk Nursin orang tua dari korban tewas Rezkhil Khairi, Rabu (8/9/2021).
Rezkhil Khairi merupakan satu dari 41 warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau narapidana yang tewas dari tragedi kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang.
Kebakaran hebat tersebut terjadi pada Rabu (8/9/2021) dini hari sekira pukul 01.51 WIB.
Nursin mengaku sempat teleponan bahkan melakukan video call dengan anaknya, Rezkhil Khairi (22) yang terjerat kasus narkoba.
Tidak ada firasat, bahkan korban malah becanda dengan Nursin beberapa jam sebelum kejadian.
"Memang saya lihat di kamar itu ramai banget banyak orang malah ketawa-ketiwi. Kelihatan di selnya itu ramai ya," cerita Nursin.
Tidak bisa berbuat apa-apa, Nursin mengaku pasrah atas kepergian putra sulungnya itu.
"Pasrah saja sekarang, memang takdir mau diapakan lagi. Sudah terjadi," singkatnya.
Dia menjelaskan, baru mengetahui kejadian kebakaran di Lapas yang telah dua tahun dihuni putranya itu dari pemberitaan.
Nursin mengaku tidak sama sekali dikabari dari pihak Lapas, atas kepergian putranya itu untuk selamanya
"Awalnya lihat berita, ada kabar jam 09.00 WIB. Saya awalnya disuruh ke RS Polri, tapi saya mau ke crisis center dulu di sini (Lapas Kelas 1 Tangerang)," ungkap Nursin.
Diakhir percakapan, dia mengobrol bersama empat orang adiknya.
Rezkhil Khairi mengaku kangen dengan keluarganya.
"Nelpon lama, bisa setengah jam, 15 menit. Dia bilang kangen adik- adik. Feeling saya dua tiga hari ini, saya merasa kehilangan dia," pungkasnya.
Dari data di lapangan, TribunJakarta.com, berhasil mengumpulkan ke-41 nama korban tewas dalam kebakaran yang terjadi di blok C2 Lapas Kelas 1 Tangerang.