Artinya, Anda harus mewaspadai jika kadar oksigen turun menjadi 93 persen atau bahkan lebih rendah.
Konsultasikan dengan dokter, apakah terapi antibodi monoklonal dapat dilakukan untuk membantu tubuh melawan Covid-19 dan menurunkan risiko penyakit parah, terutama bagi orang-orang dalam kelompok berisiko tinggi.
Kendati terapi monoklonal diduga tidak efektif dalam melawan varian Omicron, ahli epidemiologi rumah sakit dan spesialis penyakit menular pediatrik di N.Y.U. Langone, Dr. Jennifer Lighter menjelaskan hal ini masih terus dikaji.
Sejauh ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengizinkan penggunaan obat oral atau minum produksi Pfizer dan Merck untuk digunakan pasien di rumah.
4. Lakukan tes PCR jika berkontak langsung dengan orang yang positif varian Omicron
Dalam kasus ini, CDC menyebutkan bahwa orang yang divaksinasi lengkap tidak perlu dikarantina setelah kontak dengan seseorang yang memiliki Covid-19 kecuali mereka memiliki gejala.
Akan tetapi, mereka harus dites PCR dalam lima sampai tujuh hari setelah kontak, dan tetap menggunakan masker selama 14 hari meski tidak bergejala.
Penyintas Covid-19 berisiko terinfeksi ulang akibat varian Omicron
Penyintas Covid-19 dinilai berisiko mengalami infeksi ulang akibat varian Omicron.
Hal ini diakibatkan, tingkat perlindungan yang didapatkan dari infeksi sebelumnya sangat bervariasi.
Vaksin yang ada saat ini diduga tidak efektif dalam mencegah paparan varian Omicron.
Kendati demikian, vaksin tetap mencegah keparahan penyakit dan kasus rawat inap.
“Sayangnya, infeksi ulang setelah orang-orang ternfeksi Covid sebelumnya, dapat terjadi dan perlindungan dari infeksi sebelumnya sangat bervariasi serta tidak dapat diprediksi. Beberapa orang sepertinya terlindungi dan tidak tertular Covid lagi, dan ada juga yang bisa tertular lagi bahkan penyakit yang cukup parah," papar Dr David Rubin, direktur PolicyLab di Rumah Sakit Anak Philadelphia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa yang Harus Dilakukan jika Terinfeksi Varian Omicron?"