TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Lambatnya penyelidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang memantik komentar tajam Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala.
Menurut sang pakar, polisi terkhusus Polda Jabar hingga kini belum mengetahui pasti tentang detail pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Kendati telah mendapatkan sketsa wajah terduga pelaku pembunuhan, menurut Adrianus Meliala, polisi belum bisa membuktikan apa-apa termasuk perihal siapa dalang di balik kasus tersebut.
Seperti diketahui, kasus pembunuhan Tuti dan Amalia yang terjadi pada 18 Agustus 2021 masih dalam penyelidikan Polda Jabar.
69 saksi dari keluarga dan warga sekitar hingga 7 saksi ahli telah diminta keterangan oleh Polres Subang dan Polda Jabar.
Menanggapi perkembangan kasus yang terjadi empat bulan lalu itu, Adrianus Meliala angkat bicara.
Dalam tayangan di kanal Youtube Kompas TV bersama jurnalis Aiman Witjaksono, Adrianus Meliala mengurai dua kelemahan polisi dalam mengungkap kasus pembunuhan sadis yang terjadi di Jalan Cagak itu.
"Kita sekarang masih dalam proses lidik sidik. Di mana kesannya, ada dua kelemahannya. Kelemahan pertama adalah dari hasil pemeriksaan forensik oleh dokter, kurang tepat. Yang kedua olah TKP di rumah, menurut Saya jorok," ungkap Adrianus Meliala dilansir pada Rabu (5/1/2022).
Baca juga: Pilunya Nasib Aril Dibuang Orangtua di Pinggir Jalan, Cerita Sang Bocah Bikin Polisi Terenyuh
"Oh tidak langsung disterilkan ya," ujar Aiman.
"Betul. Yang kedua ini common situation atau situasi yang sering terjadi apalagi dikaitkan dengan wilayah bukan kota, di mana jarang mengalami kasus besar, sehingga tidak terlatih anggotanya (polisi)," pungkas Adrianus Meliala.
Menurut Adrianus Meliala, banyak faktor yang akhirnya membuat polisi menjadi terpecah fokusnya selama menyelidiki kasus Subang.
Termasuk karena banyaknya pihak yang membuat isu blunder atau ikut campur.
Diungkap Adrianus Meliala lebih lanjut, polisi hingga kini sebenarnya belum mengetahui jelas detail kejadian.
"Polisi sendiri belum bisa meng-establish sebenarnya, apa yang terjadi pada saat itu," pungkas Adrianus Meliala.
"Apakah direncanakan atau tidak," ujar Aiman.
"Betul. Apakah korban dibunuh pada saat sudah tidur atau dalam masih dalam konteks berkomunikasi. Ini kan belum pernah dikatakan (polisi)," imbuh Adrianus Meliala.
Ditanya soal perkiraan apakah pembunuhan Tuti dan Amalia adalah pembunuhan berencana atau tidak, Adrianus Meliala masih belum bisa memastikan.
Sebab menurut Adrianus Meliala, masih banyak kemungkinan yang terjadi lantaran kurangnya barang bukti.
"Kesimpulannya, pembunuhan ini dilakukan pasti oleh orang profesional atau bisa juga tidak ?" tanya Aiman.
"Masih bisa dua-duanya. Karena tersedianya waktu yang cukup. Kalau memang benar kejadian dimulai pada saat korban, Amelia itu terakhir kali berkomunikasi jam 11 malam, dan baru ditemukan pukul 5 pagi, selama 7 jam itu kan banyak yang bisa terjadi," ungkap Adrianus Meliala.
Baca juga: Kepergok Akan Curi Kotak Amal Masjid di Bogor, Pemuda Asal Sukabumi Ternyata Kehabisan Ongkos
"Kali ini jejaknya hilang sama sekali," pungkas Aiman.
"Nah itu menarik. Apakah jejak itu tidak ada atau sempat dibersihkan. Untuk itu kan (membersihkan jejak) tidak perlu orang yang profesional. Orang yang terencana tidak perlu profesional," imbuh Adrianus Meliala.
Terkait dengan saksi yang diperiksa polisi, Adrianus Meliala menyinggung sosok yang berkali-kali dipanggil untuk diminta keterangan.
Menurut Adrianus Meliala, bisa aja saksi tersebut telah membuat skenario sehingga jawabannya menjadi tidak konsisten dan menyulitkan polisi.
"Orang yang Kita duga sebagai pelaku, dan sudah berkali-kali diperiksa polisi tanpa ada perencanaan yang jelas apa yang mau ditanya, maka dia tidak akan menjawab lagi berbasis apa yang ia ketahui. Tapi dia sudah mengarang cerita. Jadi ketika polisi bilang 'Kami akan periksa lagi (saksi)', itu tidak akan membuat polisi menemukan fakta baru," ungkap Adrianus Meliala.
"Kalau orang tersebut (saksi) adalah kunci, maka yang terjadi adalah dia mengarang skenario, di mana itu menjauh dari dirinya (tudingan miring)," sambungnya.
Adapun perihal sketsa wajah pembunuh yang telah diungkap polisi, Adrianus Meliala masih ragu bahwa kasus tersebut akan terungkap.
Baca juga: Tak Terima Cintanya Diputus Sepihak, Ulah Pemuda Ini Bikin Mantan Pacar Muak, Foto Syur Tersebar
Sebab menurut Adrianus Meliala, harus ada bukti kuat lain yang mendukung bukti berupa sketsa wajah pelaku tersebut.
"Musti ada fakta pendukung lain. Misal apakah ada gerakan tubuh, pakaian yang menyatakan kalau dia itu dia (pembunuh). Ceritanya akan menjadi lain ketika hal yang dianggap polisi sebagai (bukti) cukup itu diterima oleh jaksa," ungkap Adrianus Meliala.
Jika polisi tidak bisa memberikan bukti kuat, Adrianus Meliala meyakini jaksa akan mengembalikan berkas kasus tersebut jika sudah sampai ke tahap pengadilan.
"Nanti jaksa yang harus berjuang meyakinkan hakim kalau dialah dia (pembunuh). Selama tidak ada fakta tambahan (bukti kuat), Saya kira jaksa akan mengembalikan berkas tersebut (ke polisi)," kata Adrianus Meliala.
Ciri-ciri Pembunuh Tuti dan Amalia
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yani Sudarto, mengaku sudah membuat sketsa terduga pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang.
"Kami sudah melakukan langkah memeriksa saksi potensial dengan mendapatkan sketsa wajah dari terduga yang potensial dalam kasus tersebut, sketsa wajah ini hasil dari tim Inafis Bareskrim," ujar Kombes Pol Yani Sudarto, di Polda Jabar dikutip dari TribunJabar, Rabu (29/12/2021).
Baca juga: Siasat Suami Ngumpet di Loteng Tak Sia-sia, Syok Lihat Istri Beradegan Tak Senonoh Bareng Pria Lain
Mulai dari pemeriksaan puluhan saksi, olah TKP olah tempat kejadian perkara (TKP) sebanyak lima kali, kemudian autopsi dua kali.
"Pemeriksaan saksi-saksi total sudah 69 saksi,15 di antaranya saksi dari keluarga, 11 saksi yang saat itu melintas dan 32 saksi untuk menetukan alibi, sedangkan 11 saksi lainnya tidak berhubungan dengan peristiwa, tapi diambil keterangannya," katanya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pemeriksaan saksi ahli sebanyak tujuh orang, termasuk melakukan analisa CCTV.
"Analisa CCTV kurang lebih 40-50 titik yang diambil sepanjang 50 kilo meter," katanya.
Sketsa tersebut dibuat dalam posisi menyamping dan membelakangi.
Dari samping, terduga pelaku itu terlihat wajah terduga pelaku memiliki dagu lancip dengan bentuk muka oval.
Baca juga: Polisi Ungkap Sketsa Wajah Pembunuh Amel, Kakak Tuti Ungkap Firasat Permintaan Almarhumah: Bersihkan
Berikut ini perincian identifikasi sketsa wajah pelaku :
Nama: Mr X
Jenis Kelamin: laki-laki
Usia: 30 tahun
Bentuk muka: Oval
Bentuk dagu: Lancip
Warna rambut: hitam
Hidung: lurus
Bentuk badan: sedang
Warna kulit: putih bersih
Informasi lain: Memakai kemeja kotak-kotak hitam garis putih.