TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Satu lagi tersangka pengeroyokan terhadap Ade Armando telah ditangkap Polda Metro Jaya.
Setelah kemarin Dhia Ul Haq diamankan, kini ini pelaku bernama Abdul Latip yang ditangkap polisi.
Pria asal Sukabumi ini ditangkap di Pelabuhan Ratu, Kamis (14/4/2022) dini hari.
Abdul Latip yang berprofesi sebagai penggembala domba ini ditangkap setelah tiga hari buron.
Tak hanya itu, Abdul Latip juga sudah lebih dari sepekan pergi dari rumahnya.
Sang ibunda, terus menangis karena anak bontotnya itu tak kunjung pulang.
Apalagi ia mendapat kabar kalau Abdul Latip terlibat pengeroyokan terhadap Ade Armando.
Sang ibu pun khawatir dan memikirkan bagaimana nasib sang anak.
Ia juga sempat mengungkap kalau putranya itu saat berpamitan dari rumah hanya membawa bekal uang Rp 30 ribu saja.
Abdul Latip berpamitan hendak ke rumah temannya, namun ia tak kunjung pulang.
Baca juga: Pengakuan Dosa Pria Bertopi yang Hajar Ade Armando, Akui Ragu Serahkan Diri ke Polisi Gara-gara Ini
Baca juga: Beda Pengakuan 3 Pengeroyok Ade Armando, Polisi Geram Dengar Ucapan Provokator Utama di Media Sosial
Kemudian Abdul Latip diketahui ikut mengeroyok pegiat media sosial Ade Armando di depan gedung DPR saat demo mahasiswa, Senin (11/4/2022) lalu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol E Zulpan mengatakan pihaknya kembali berhasil menangkap sejumlah pelaku pengeroyokan terhadap Ade Armando.
Salah satu pelaku yang dibekuk adalah Abdul Latip, yang merupakan warga Kecamatan Tegalbuleud, Sukabumi, Jawa Barat.
Abdul Latip sendiri diketahui berprofesi sebagai penggembala domba dan kambing di kampungnya.
Dia dipastkan bukan merupakan seorang mahasiswa.
Sama seperti lima tersangka lainnya, Abdul Latip sendiri sudah teridentifikasi sebelumnya menjadi salah satu pengeroyok Ade Armando.
Foto wajahnya sempat beredar di dunia maya dan dirinya diburu pihak kepolisian.
Ia dibekuk di kawasan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (14/4/2022) dinihari.
"Hari ini, kita juga telah berhasil menangkap 1 orang lagi atas nama Abdul Latip. Yang bersangkutan kita lakukan penangkapan di Pelabuhan Ratu," kata Kombes E Zulpan dilansir dari Warta Kota, Kamis (14/4/2022).
Kemudian kata Kombes E Zulpan, di samping para pelaku yang telah dilakukan penangkapan, penyidik Polda Metro Jaya melakukan pengembangan terkait dengan penanganan kasus ini.
"Di mana dalam aksi kekerasan tersebut tidak hanya melibatkan 6 orang yang telah kita lakukan identifikasi. Dalam perkembangan penanganannya ada orang-orang lain yang juga ikut melakukan aksi kekerasan dan kita amankan," kata Kombes E Zulpan.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Pengeroyokan Ade Armando, Dhia Ul Haq Ditangkap Pria Bertopi Lain Diburu Polisi
Baca juga: Salah Identifikasi Pengeroyok Ade Armando, Polisi Sebut Wajah Abdul Manaf 70 Persen Mirip : Maaf !
Penggembala Domba
Abdul Latip bersama pelaku lainnya mengeroyok dan menganiaya Ade Armando saat aksi unjuk rasa mahasiswa di depan DPR RI, Jakarta, Senin (11/4/2022).
Seusai penganiayaan itu terjadi, viral foto Abdul Latip.
Di rekaman video juga, Abdul Latip tampak aktif melayangkan tinju ke wajah Ade Armando yang dikeroyok.
Karena hal itu viral Staf Kecamatan Tegalbuleud, mengunjungi rumah Abdul Latip.
Hasilnya, benar saja, Abdul Latip berangkat dari rumahnya di Sukabumi ke Jakarta pada Minggu (10/4/2022) atau sebelum hari penganiayaan.
"Posisinya bukan mahasiswa, sehari-hari pengangguran. Hingga saat ini belum kembali ke rumah," kata Camat Tegalbuleud, Antono Denda dikutip dari Kompas.com
"Ibunya terus-terusan menangis karena anaknya sampai kemarin belum pulang sudah seminggu," tutur Denda.
Foto dan video Abdul Latip juga sudah menyebar sampai ke ponsel warga di kampung itu sebelum Denda tiba menemui orangtua.
"Bapak dan ibunya mengakui bila anak bungsunya pergi dari rumah Minggu pekan lalu, sampai kemarin belum pulang," katanya.
Baca juga: Terungkap Pekerjaan Sehari-hari Pengeroyok Ade Armando, Dhia Sempat Curhat Ini ke Teman Majelis
Baca juga: Kabur Usai Pukul Ade Armando, Pria Bertopi Masih Sempat Lakukan Ini ke Gurunya Sebelum Ditangkap
Cerita orangtua, sehari-hari, kata Denda, Abdul Latip adalah seorang penggembala domba dan mengurus serta mencarikan rumput.
"Anaknya pendiam, hanya lulusan SD lalu SMP-nya ikut paket B dan sempat mondok di pesantren di Kecamatan Kalibunder," jelas dia.
Seminggu yang lalu, ia minta uang ke orangtuanya dengan alasan mau berangkat ke Jakarta bersama temannya.
Oleh orangtuanya yang sehari-hari bekerja penyadap kelapa hanya dibekali uang Rp 30.000.
"Minggu berangkat pagi, sampai saat ini lebih dari seminggu belum pulang juga," ujar dia.
"Saat saya berkunjung ke rumahnya, ibunya menangis terus ingin anaknya pulang," sambung Denda.(*)