"Beliau mengambil posisi paling belakang, karena ingin memastikan semua pada posisi safety. Beliau ingin menjaga safety yang lain.
Eril memastikan yang lain bisa sampai ke daratan, setelah itu ada arus yang tidak bisa dikendalikan," ungkap Elpi Nazmuzaman.
Segala persiapan dan pengorbanan yang dilakukan Eril berujung duka.
Air Sungai Aaree hari itu cukup dahsyat sehingga Eril tak bisa melawannya.
"Secara fisik mental ( Eril) siap, secara lokasi sudah dipastikan safety. Tapi mungkin ada sesuatu yang di luar ukuran manusia. Kebetulan di hari itu, debit air relatif lebih tinggi dibanding hari sekarang," imbuh Elpi Nazmuzaman.
Teriakan Eril pun menggema memanggil teman dan adiknya kalau ia dalam posisi bahaya.
"Help, help," teriak Eril.
Teman dan adiknya yang berada di lokasi berusaha menyelamatkan Eril.
Namun saking derasnya arus sungai saat itu, membuat Eril terseret air sungai.
Teriakan Eril pun menjadi kata-kata terakhirnya sebelum ia hilang terserat arus.
Baca juga: Anak Ridwan Kamil Hilang, Sungai Aaree Dipenuhi Review Negatif dari Warga Indonesia di Google
"Eril berteriak help dan kemudian keluarga yang berada di pinggir segera berlari mencari," kata Elpi.
Syok melihat kakaknya terseret arus, putri bungsu Ridwan Kamil menjerit histeris memanggil nama kakak dan mamanya.
Keluarga yang berada di lokasi yakni sang ibunda, Atalia Praratya pun sontak ikutan syok.
Begitu tahu nyawa putranya dalam bahaya, Atalia pun nekat berlari sekencang mungkin mencari putranya di sepanjang aliran Sungai Aare.
Atalia tak menyangka larangan Eril untuknya agar tak ikut berenang itu malah membahayakan nyawa putranya sendiri.