TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Duka mendalam menyelimuti Ayu Anjani atas kepergian ibu dan adiknya.
Ibu dan adik Ayu Anjani tewas tenggelam di perairan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo.
Duka Ayu Anjani semakin menjadi ketika mengetahui bahwa kru kapal tak berani menyelamatkan ibu dan adiknya di bagian bawah.
Dalam kejadian ini ada tiga dari 18 orang penumpang yang meninggal dunia.
Kapal yang tenggelam merupakan kapal wisata.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KKPP) Maumere, Lalu Wahyu Efendi menerangkan kapal wisata KLM Tiana Liveboard berangkat dari Labuan Bajo menuju Pulau Padar.
Ada 24 orang di kapal, 18 penumpang dan 6 orang ABK.
Setibanya di perairan Pulau Kambing, kapal wisata Tiana diterpa cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Kapal mulai terombang-ambing hingga kemudian tenggelam.
16 penumpang dan 6 ABK berhasil diselamatkan, sedangkan dua penumpang tenggelam dan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.
Keduanya merupakan ibu dan anak Ayu Anjani, Jumiatun Widaningsih dan Anisa Fitriani.
Kedua jenazah ditemukan di dasar laut dekat dengan TKP kapal tenggelam di perairan Pulau Kambing.
Jenazah Ibu dan anak ini terpisah hanya berjarak kurang lebih 5-10 meter.
"Aku sedih karena engga ada kru yang berani turun ke bawah," kata Ayu Anjani seperti dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Ayu Anjani merasa sedih karena tak ada kru yang berani menyelamatkan ibu dan adiknya.
"Aku sedih karena mama engga selamat karena engga ada yg berani turun ke bawah. Padahal katanya mamaku udah minta tolong," katanya.
Ayu juga menyayangkan tim SAR yang tidak responsif dalam penyelematan ibu dan adiknya.
"Aku menyayangkan tim SAR yang datang terlambat," katanya.
Ayu Anjani bercerita, sebelum kejadian ia sempat menawarkan kapal lain untuk ibu dan adiknya.
"Aku sebenarnya ssmpat sounding sama adek aku yang ini. Kalau bisa pake kapal aku aja," katanya.
Penawaran tersebut diberikan Ayu karena ia mengenal semua kru dan awak kapal yang biasa ia tumpang itu.
"Kalau kapal ku aku kan udah hapal gitu seluk beluk kapal aku, krunya juga aku tau lah tipikalnya seperti apa," katanya.
Sayang, pesan itu justru tak direspon ibu dan adik Ayu Anjani.
"Tapi ternyata aku engga dikabarin," katanya.
Ayu bahkan mengetahui kabar ibu dan adiknya tewas tenggelam setelah dihubungi sanak saudara.
"Pas aku angkat udah nangis, mama katanya udah engga ada, aku pikir bercanda terus dia bilang katanya adikku ilang," ujar Ayu.
"Dari situ bilang sama, aku tanya sama dia, yang lain gimana? Trus yg bikin aku syok mama ga tenggelem karena berenang atau lg snorkeling bukan. mama tenggelem karena mama terjebak," sambung Ayu.
Ayu Anjani pun belum bisa menerima keadaan untuk ditinggal oleh sang ibu dan adik tercintanya.
"itu aku ga terima, aku engga terima banget," kata Ayu Anjani.(*)