Ia yang merupakan warga Tangerang itu mengaku saat ini tinggal di kawasan Puncak Bogor untuk menjalankan profesinya sebagai PSK.
Namun, Flower menutupi pekerjaannya itu dari anak dan keluarganya.
“Bisa bonyok kalo orang tua tau,” kata Flower.
Baca juga: Jadi PSK di Puncak, Janda 20 Tahun Ini Ungkap Pengakuan, Sehari Layani 2 Pria Bisa Disewa Seminggu
Sementara ia pun tetap senang menjalani profesinya sebagai PSK di kawasan Puncak Bogor.
“Seneng aja, kan ngobatin sakit hati kalau kerja kayak gini, kebanyakan pelanggan Arab, cuma sekarang gak ada, sepi,” kata Flower.
Flower menuturkan, pelanggan asal Timur Tengah tarifnya lebih mahal di bandingan dengan tamu lokal.
“Tarif harga luar atau Timur Tengah itu kalau saya dipatok Rp 700 ribu per malam, kalau orang biasa bisa nego Rp 300 ribuan,” jelasnya.
Tapi sayangnya, kata Flower, sejak pandemi hingga pelonggaran PPKM saat ini, para pelanggan Timur Tengah belum tampak berdatangan.
Jika ada tamu Timur Tengah, kata dia, biasanya Flower disewa selama satu minggu.
“Kalau sekarang tamu lokal aja, paling semalem dua pelanggan,” urainya.
Kendati demikian Flower berharap akan mendapati seorang pria yang menerima ia dengan keadaannya saat ini.
Meski pekerjaannya sebagai pemuas nafsu sudah ia geluti cukup lama, namun Flower mengaku tak ketakutan pekerjaannya itu dapat membuat penyakit kelamin.
“Gak takut kan bibi aku dokter, seminggu sekali biasanya diperiksa,” tandasnya.
Baca juga: Cerita Mucikari PSK di Puncak, Beri Sejumlah Syarat ke Pelanggan: Pernah Ada Cewek yang Dibunuh
Beralih ke MiChat
Meski saat ini banyak PSK di Puncak yang sudah beralih ke aplikasi MiChat, namun para mucikari punya jurus lain untuk menarik para pria hidung belang.