TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kuasa hukum Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, Erman Umar mengungkap detik-detik eksekusi Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo pada Jumat (8/9/2022) di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Erman Umar blak-blakan mengatakan, bermula usai dari rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, Jakarta Selatan.
Bripka RR, Brigadir J, Kuat Maruf (KM) dan Susi diajak oleh istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi untuk ke rumah dinas dengan alih-alih akan isolasi lantaran mereka harus PCR dan antigen.
Dilansir TribunnewsBogor.con dari YouTube tvOneNews pada Rabu (14/9/2022), Erman Umar menjelaskan saat semuanya akan menuju ke rumah dinas Ferdy Sambo, saat itu Bripka RR yang mengendarai kendaraan.
"Kemudian pada sampai di rumah Duren Tiga, RR yang bawa mobil dan yang lain udah pada turun (Putri Candrawathi, Bharada E, Brigadir J, KM dan Susi). Tidak selang berapa lama, Si Kuat memanggil RR dan Yoshua oleh Ferdy Sambo di dalam rumah,” kata Erman Umar.
Baca juga: Senjata Api Brigadir J Disita, Bripka RR Bongkar KM Bawa Alat Mencurigakan: Jangan-jangan Sakit Hati
Erman Umar menjelaskan bahwa Bripka RR, Brigadir J serta KM beriringan saat masuk ke dalam rumah dinas Ferdy Sambo.
Namun, sudah menjadi kebiasaan saat memasuki rumah dinas Ferdy Sambo diharuskan lepas alas kaki.
Dirinya menyebut saat itu Brigadir J dan juga KM menggunakan alas kaki sendal.
Sementara Bripka RR menggunakan alas kaki sepatu.
Hal tersebutlah yang membuat adanya perbedaan waktu sejenak, lantaran Bripka RR harus membutuhkan waktu membuka sepatunya.
"Kemudian ketika masuk di ruang tengah, pada saat kejadian itu. Posisi sudah siap tembak saudara Richard (Bharada E),” kata Dia.
‘Tembak-tembak’ kata Sambo' itu yang dia dengar, langsung tembaklah beberapa kali oleh Richard,” sambungnya.
Baca juga: Diam-diam Bharada E, Bripka RR dan Kuat Maruf Kompak Akui Ini ke Timsus, Ronny Talapessy: Apa Adanya
Erman Umar membeberkan bahwa Bripka RR terkejut saat masuk ke dalam di rumah dinas Ferdy Sambo.
Pasalnya, penembakan Brigadir J saat itu membuat kondisinya terguncang.
"Setelah beberapa tembakan itu, ada ajudan-ajudan yang dil uar meng-HT RR, menanyakan ada apa,” kata Dia.
“Kemudian ada jeda lagi, karena dia berbalik arah, dan ternyata si RR tidak melihat (ajudan) karena mungkin masih di halaman jauh atau di taman, dia berbalik lagi. Setelah dia berbalik itu dia melihat pak Sambo menembak-nembak dinding, tv dan arah tangga,” sambungnya.
"Tapi dia tidak melihat Sambo menambak Yoshua,” jelasnya.
Kuasa hukum Bripka RR juga menyebut, kliennya tak kuasa melihat eksekusi berlangsung hingga dirinya mengaku tak melihat Ferdy Sambo menembak Brigadir J.
"Karena dia merasa gak kuat tidak mau, batinnya juga tidak mau, saya juga gak kuat mental, itu ucapannya," terangnya.
Sita Senjata Brigadir J
Diberitakan sebelumnya, pengacara Bripka RR, Erman Umar bongkar pengakuan kliennya yang sempat menyita senjata api (senpi) milik mendiang Brigadir J saat di Magelang.
Pasalnya, menurut Erman Umar, Bripka RR saat itu sangat khawatir akan terjadinya pertengkaran antara Brigadir J dan sopir Ferdy Sambo, Kuat Maruf saat di Magelang.
Dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribunnews.com, hal tersebut diungkap langsung oleh Erman Umar.
"Dia (Ricky) berinisiatif jangan sampai terjadi nih si KM (Kuat Ma'ruf) udah bawa pisau jangan-jangan sakit hati J berantemlah mereka terjadilah penembakan," kata Pengacara Bripka RR, Erman Umar kepada wartawan, Rabu (14/9/2022) dikutip Tribunnews.com.
Menurut Erman, senpi milik Brigadir J dibawa oleh Bripka RE ke kamar anaknya Ferdy Sambo.
Baca juga: Terungkap Bharada E dan Bripka RR Pergoki Kuat Maruf Panik di Magelang, Tegang di Depan Kamar Putri
Tindakan itu dilakukannya sebagai inisiatif pribadi untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan.
"Dia berinisiatif ambil senjata si J, simpan di kamarnya anaknya Sambo, di (lantai) atas," jelasnya.
Erman mengatakan hal itu juga telah dibuktikan kliennya dalam tes poligraf yang dilakukan penyidik dengan menggunakan lie detector beberapa waktu lalu.
"Itu inisiatifnya dan itu terlacak waktu pemeriksaan dengan lie detector. Itu pertanyaan inti di sana," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Bripka Ricky Rizal mengaku pernah melihat supir pribadi Irjen Ferdy Sambo, Kuat Maruf bertengkar dengan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah Sambo di Magelang, Jawa Tengah.
Hal tersebut diungkap oleh Pengacara Bripka Ricky, Erman Umar.
Baca juga: Bripka RR Sebut Ferdy Sambo Sempat Kumpulkan Polisi di Provos, Tak Ada Iming-iming Uang dan Ancaman
Dia menceritakan bahwa Kuat Maruf dan Brigadir J sempat bertengkar di Magelang.
"Yang saya (Bripka Ricky Rizal) tahu hanya kayak pertengkaran Kuat sama Yosua. Dan apakah ada di balik itu saya nggak tahu," kata Erman kepada wartawan, Kamis (8/9/2022).
Erman menuturkan bahwa pertengkaran tersebut lantaran Kuat Maruf pernah memergoki Brigadir J mengendap naik turun tangga di Magelang. Namun, dia tidak mengetahui apakah hal itu terkait pelecehan seksual atau tidak.
"Karena kesannya Kuat, si Yosua pernah dia lihat kayak ngendap naik turun tangga, ditanya ada apa? Dia lari, jadi menimbulkan pemikiran yang negatif tapi tidak tahu, apakah ada pelecehan, kita tidak tahu, si anu tidak tahu," jelasnya.
Saat insiden itu, Bripka Ricky Rizal dan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E sedang mengantar anaknya Ferdy Sambo ke sekolah Taruna Nusantara.
Namun saat di tengah jalan, Bharada E mendapatkan telepon dari Istri Sambo untuk pulang.
"Si Richard yang ditelepon. Balik mereka, pas balik dilihat di lantai satu, nggak ada orang. Naik ke atas itu lah ketemu Kuat dalam keadaan tegang, kayak ngamuk ditanya ada apa? dibilang "Itu nggak tahu si Yosua"," jelas dia.
Saat itu, kata Erman, asisten Putri Chandrawati yang bernama Susi juga ada di lokasi.
Dia melihat atasannya itu menangis di dalam kamarnya.
Di saat yang bersamaan, Brigadir J pun berupaya untuk menemui Putri di dalam kamar namun ditahan oleh Kuat Maaruf memakai pisau.
"Terus si Yosua masih berupaya lagi mau ketemu sama ibu. Ditahan pakai pisau oleh si Pak Kuat. Itu diceritain, akhirnya kan si RR ini jadi bingung. Jadi nggak tahu lah. Makanya dia nggak bisa bicara sama Pak Sambo," ungkap Erman.
Tak lama setelah itu, Bripka Ricky pun menemui Putri Chandrawati di dalam kamar yang ternyata sedang berbaring.
Putri pun meminta agar Bripka Ricky memanggil Brigadir J.
"Akhirnya kan dia melihat juga ibu ya, ibu di kamar, berbaring di kamar, ‘ada apa bu?’ dia nggak menjelaskan ibu, tapi tanya ‘mana Yosua’, dipanggil lah ke bawah, dipanggil ke bawah, sambil dia nanya ‘ada apa Yosua?’, ‘ya nggak tau tuh’ 'dia marah-marah, ga tau tuh om kuat kok marah-marah sama saya’," jelas Erman.
Baca juga: Ngotot Bela Bripka RR di Kasus Sambo, Sang Pengacara Mendadak Ungkap Keraguan: Kalau Sidang Gimana ?
"Akhirnya, dia naik lah berdua, ‘nah ayo, kamu tadi ibu nanya kamu’. Naik lah ke atas. Masuk. Si Yosua masuk kamar, duduk. Ibunya berbaring setengah dua baring bantal. Tapi si RR nggak nungguin. Dia balik, sambil nunggu di luar takutnya kejadian apa-apa kan. Itu aja. Tp dia nggak denger kejadian apa, pembicaraan, nggak," sambung Erman.
Erman menuturkan bahwa Bripka Ricky sempat kembali menanyakan peristiwa yang terjadi kepada Brigadir J seusai keluar kamar.
Namun, Brigadir J menyatakan bahwa tidak ada masalah.
"Dia ( Brigadir J) turun diikutin ke bawah, ditanya lagi ke Yosua, ‘Yosua ada apa sih?’. Tadi kan kalau pertama dia bilang si kuat marah-marah nggak karuan. Kalau sekarang ditanya ‘udah gak ada apa-apa kok bang’. Nah jadikan nggak ada selama di Magelang gak mendapatkan informasi tentang itu," pungkasnya.