TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Musibah atau bencana merupakan suatu peristiwa yang tidak menyenangkan, baik yang disebabkan oleh alam maupun non alam seperti perbuatan manusia yang dapat menyebabkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kehilangan harta benda dan lainnya.
Dampak dari terjadinya musibah pun mempengaruhi psikologis manusia.
Dalam rangka menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan (SMK3L), IPB University mengadakan Workshop Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (IBPR) Kedaruratan (Kebakaran dan Gempa), belum lama ini.
Kegiatan berlokasi di Sekolah Vokasi Kampus IPB Sukabumi yang dihadiri oleh kurang lebih 40 orang peserta dari tenaga administrasi, laboran, keamanan kampus dan teknisi.
Prima Gandhi, SP, MSi selaku Wakil Manajer Sekolah Vokasi Kampus IPB Sukabumi menyambut baik kegiatan tersebut.
Dr Aceng Hidayat, Sekretaris Institut/Kepala Kantor Manajemen Risiko dan Perlindungan Lingkungan Kerja (KMRPLK) IPB University menyampaikan, kegiatan workshop ini sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya bahaya dan tindakan apa yang harus dilakukan apabila menghadapi situasi yang berbahaya di lingkungan kerja seperti kebakaran, gempa, dan kejadian lain yang tidak diinginkan.
Pemaparan IBPR disampaikan oleh narasumber, Dr Fis Purwangka, dosen IPB University.
"Identifikasi bahaya perlu dilakukan berupa membuat daftar aktivitas pada setiap kegiatan yang melibatkan bahaya, identifikasi bahaya dari aktivitas tersebut, nilai tingkat keparahan dan frekuensi/probabilitas dampak," jelasnya.
Adapun sumber bahaya diklasifikasikan pada bahaya fisik, bahaya kimia, bahaya biologi, bahaya ergonomi dan bahaya psikososial. Sehingga perlu adanya pengendalian risiko yang dapat menurunkan probabilitas terjadinya dampak.
Dr Budi Purwanto, Wakil Kepala KMRPLK menjelaskan, untuk mengurangi potensi dari bahaya diperlukan adanya mitigasi sebelum maupun sesudah kejadian.
Mitigasi yang dilakukan sebelum terjadinya musibah adalah pencegahan sedangkan pemulihan adalah mitigasi setelah terjadinya musibah.
Narasumber lainnya adalah Toto Mustopa SIP, MM memaparkan bahaya kebakaran terjadi karena keterbatasan pengetahuan tentang kebakaran, kelalaian, kesengajaan dan alam.
Selain pemaparan materi juga diadakan simulasi penanganan bahaya secara langsung dengan menghadirkan tim Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Sukabumi.
“Tim damkar juga menangani kasus-kasus di luar kebakaran, salah satunya penyelamatan binatang (animal rescue) termasuk binatang-binatang buas salah satunya ular. Bencana atau bahaya dapat terjadi kapan saja tanpa kita ketahui dan bagaimana cara kita menghadapi setiap bahaya itu dengan bersikap tidak panik,” ungkap salah satu tim damkar Kota Sukabumi.