Melihat proses evakuasi yang belum berhasil dilakukan, Asep mengaku saat itu sempat pasrah dan menganggapnya urusan Yang Maha Kuasa.
"Saya sudah pasrah (dikira sudah meninggal dan menyerahkan semuanya) sama Tuhan. Harus gimana lagi? Hidup atau mati itu bukan urusannya, urusan tuhan. Saya enggak panik, enggak kaget,"
Namun setelah berhasil dievakuasi, Asep mengungkapkan dirinya sangat bersyukur anaknya masih hidup lalu dibawa ke rumah sakit (RS) untuk dirawat.
"Setelah itu langsung dibawa ke rumah sakit," imbuhnya.
Baca juga: Korban Tewas Gempa Cianjur Tembus 321 Jiwa, 108 Orang Menderita Luka Berat
Bayi Tersenyum saat Dievakuasi
Seorang bayi Shakila berusia 6 bulan tersenyum saat dievakuasi dari reruntuhan bangunan rumah yang ambruk di Kampung Pasir Sapi, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Agus Rahmat Hidayat ayah bayi kecil itu menceritakan, saat kejadian dirinya tengah berada di luar rumah bersama anak pertama dan istri tercinta Adah Rosidah.
Kala itu tiba-tiba gempa Cianjur mengguncang Kampung Pasir Sapi.
Baca juga: Tangis Pengungsi Korban Gempa Cianjur, Atika Pasrah Kini Tinggal di Tenda Seadanya: Masih Kebayang
"Pas kejadian gempa Cianjur, saya lagi di luar bersama anak pertama dan istri saya. Saya sempat ngeblank beberapa saat" kata Rahmat kepada Tribunnews.com, Kamis (24/11/2022).
Tetapi teriakan istri saya mengingatkan bahwa anak kedua masih di dalam rumah menyadarkan saya.
"Syakila, itu dedenya masih di dalam," teriak Adah Rosidah kala kejadian seperti yang diceritakan Rahmat.
Setelah mendengarkan teriakan istirnya. Rahmat langsung berlari menuju ke dalam rumah.
"Saya langsung lari ke dalam rumah tidak mikirin masih ada gempa atau tidak," sambungnya.
Dikatakan Rahmat saat tiba di depan kasur buah hatinya ternyata sudah tertimpa dengan tembok berukuran 140x2 meter.
"Saya membersihkan tumpukan bata pertama yang paling atas pas dada karena memang yang harus tolongin mukanya dulu," tuturnya.