Temuan Mayat Satu Keluarga

Peran Penting Dian dalam Kematian Satu Keluarga Kalideres, Loloskan Ritual Budyanto?

Penulis: Vivi Febrianti
Editor: Soewidia Henaldi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dian Febbyan (41) diduga memiliki peran penting dalam kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Dian Febbyan (41) diduga memiliki peran penting dalam kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat.

Dian yang juga ditemukan tewas, diduga terlibat atas kasus kematian ayah, ibu dan omnya.

Rudyanto Gunawan (71), Renny Margaretha Gunawan (68), dan Budyanto Gunawan ditemukan tak bernyawa bersama Dian pada Kamis 10 November 2022.

Margaretha, istri Rudyanto Gunawan diketahui sudah tewas sejak bulai Mei 2022 berdasar kesaksian pegawai koperasi simpan pinjam.

Pegawai yang hendak survey rumah tersebut hanya bertemu Dian dan Budyanto Gunawan.

Ia mengaku tak melihat Rudyanto Gunawan kala itu.

Saat ditemukan warga, Rudy Gunawan ada di kamar belakang.

Jasad Dian dan Margaretha di kamar depan dengan pintu terkunci dari dalam.

Sementara Budyanto Gunawan di sofa ruang tamu.

Polisi menemukan buku keagamaan dan buku mantra.

Ada pula mantra tertulis di kain.

Dugaan Polisi bahwa keluarga ini melakukan sebuah ritual dengan ditemukannya kemenyan.

Baca juga: Tunggu Tim Ahli Kedokteran Forensik, Polisi Segera Umumkan Motif Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres

"Di kain, ada beberapa. Diduga mantra," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat dihubungi, Rabu (30/11/2022).

Dari bukti dan kesaksian, dugaan Polisi mengarah kuat ke Budyanto Gunawan yang melakukan sebuah ritual.

"Kami akan mengundang ahli sosiologi agama untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," kata Hengki.

dalam buku serta hubungannya dengan temuan jejak benda-benda di TKP," pungkas Hengki.

Dugaan sementara, Budyanto Gunawan mengajak tiga korban untuk ikut menjalani ritual demi lepas dari masalah atau mendapat hidup lebih baik.

"Hal ini mengakibatkan adanya suatu belief (kepercayaan) dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah dalam keluarga dilakukan melalui ritual tertentu," kata Hengki Haryadi, Selasa (29/11/2022).

Dian Febbyan (41) diduga memiliki peran penting dalam kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat. (Youtube channel kompas.com)

Hengki Haryadi menerangkan penyidik sama sekali tidak menemukan jejak pihak luar di rumah Kalideres.

Fakta sebaliknya ditemukan, justru semua akses masuk terkunci dari dalam. Sama seperti kamar tempat ditemukannya jasad Dian dan Margaretha.

Hengki mengatakan, jasad Dian saat ditemukan berada di dalam kamar, tepatnya di samping jenazah ibunya, Reni yang diduga lebih dahulu meninggal dunia.

"Jenazah ibunya yang sudah terjadi mumifikasi, namun terlihat terawat. Alas tidurnya rapih, kasurnya rapi. Ada kain di bawah jenazah ibunya," kata Hengki.

"Dan jenazah Dian ada di sebelahnya sambil memeluk guling. Dan kamar dikunci dari dalam," tambahnya.

Sehingga dapat disimpulkan, tidak ada satu pun pihak dari luar yang masuk ke rumah tersebut.

Sementara itu, Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri menduga bahwa keluarga Kalideres memang ingin meninggal dalam damai.

Baca juga: Diduga Meninggal karena Ritual, Gelagat Tak Biasa Satu Keluarga di Kalideres Sebelum Tewas Terkuak

Keinginan itu pun dianggap direalisasikan dengan terencana.

"Indikasinya sebagaimana pemberitaan media massa, seperti kondisi dalam rumah yang rapi (sampah tidak berserakan di sembarang tempat), permintaan agar PLN memutus aliran listrik, dan posisi jenazah yang tertata (tidak bergelimpangan secara acak)," kata Reza Indragiri.

"Rencana keluarga yang akan mengkremasi jenazah juga menambah dasar bagi spekulasi bunuh diri," imbuh Reza.

Di sisi lain, ia menjelaskan praktik kremasi merupakan sebuah jalan menuju ke 'kehidupan lain'.

Sehingga, ketika korban merasa sudah tidak dapat melakukan dharma di dunia maka ada justifikasi moral untuk melakukan bunuh diri demi menuju ke 'kehidupan lain'.

"Di dalam masyarakat yang mempraktikkan kremasi, kematian adalah transisi dari satu format kehidupan ke kehidupan yang lain.

"Sehingga apabila seseorang dalam format kehidupannya saat ini merasa tidak mampu lagi melakukan dharma, ia memiliki justifikasi moral untuk menempuh bunuh diri sebagai jalan menuju format kehidupannya yang baru."

Bisa saja, Rudyanto, Margaretha, Dian dan Budyanto sepakat untuk bunuh diri.

Dugaan ini semakin kuat setelah muncul spekulasi bahwa Dian meninggal paling terakhir.

Reza menduga, keluarga Kalideres sepakat agar Dian menutup akses asupan makanan.

Jika dugaan yang dikemukakan Reza benar adanya, maka peristiwa itu dapat dikategorikan sebagai pidana.

Berdasar kesaksian pegawai koperasi simpan pinjam, Dian mengaku masih memberi susu untuk jasad ibunya.

Meski begitu, Polisi belum dapat memastikan ritual semacam apa yang dijalani keluarga Kalideres.

Polisi juga belum bisa meyakini, apakah keluarga Kalideres melakukan ritual melaparkan diri.(*)

Berita Terkini