TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek selalu identik dengan sajian kue keranjang.
Dilansir dari National Geographic, kue keranjang dalam bahasa Mandarin disebut dengan Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Ti Kwe.
Ti Kwe ini memiliki arti sebagai kue manis yang sering disusun tinggi bertingkat dengan penyusunan dari bawah hingga atas semakin kecil.
Makna penyusunan bertingkat ini memiliki arti sebagai peningkatan rejeki atau kemakmuran.
Terdapat sebuah mitos dalam sejarah adanya kue keranjang.
Konon pada zaman China kuno, ada seekor raksasa yang bernama Nian dan tinggal di sebuah gua di gunung.
Raksasa tersebut akan keluar berburu ketika lapar.
Pada musim dingin ketika banyak hewan berhibernasi, membuat Nian turun ke desa dan mencari korban untuk disantap.
Hal itu membuat masyarakat desa takut dengan kehadiran Nian selama puluhan tahun.
Sampai akhirnya ada seseorang warga desa yang bernama Gao memiliki akal untuk membuat beberapa kue sedehana.
Kue tersebut terbuat dari tepung ketan dan gula yang dicampur.
Kemudian diletakkan di depan pintu untuk diberikan kepada Nian.
Saat Nian yang lapar mencari mangsa, dia melihat kue keranjang di setiap rumah.
Nian lalu memakannya hingga kenyang kemudian dia meninggalkan desa dan kembali ke gua.
Baca juga: Jelang Imlek 2023, Ini 4 Shio Paling Beruntung di Tahun Kelinci Air
Sejak saat itulah penduduk desa mulai membuat kue keranjang setiap musim dingin untuk mencegah Nian berburu dan memakan manusia.
Membuat kue keranjang setiap tahun juga dilakukan untuk mengingat jasa Gao yang sudah berhasil mencegah Nian memburu manusia dan menemukan kue beras tersebut.
Selain dari cerita legenda di atas, terdapat beberapa makna yang ada pada kue keranjang sehingga menjadi makanan wajib saat Imlek.
Secara filosofi, kue keranjang terbuat dari tepung ketan dan memiliki sifat yang lengket memiliki arti persaudaraan yang sangat erat dan menyatu atau kebersamaan.
Rasa kue keranjang yang manis juga menggambarkan rasa suka cita, menikmati keberkatan, dan memberikan yang terbaik dalam hidup.
Bentuk kue keranjang yang bulat dan tidak memiliki sudut mewakili makna kekeluargaan.
Dalam hal ini keluarga lebih penting dan akan selalu bersama tanpa batas waktu.
Dengan kue keranjang akan menciptakan kerukunan dalam hidup dan siap menghadapi hari-hari ke depan.
Sedangkan untuk daya tahan kue keranjang yang lama memiliki arti hubungan yang abadi meski zaman berubah.
Keseruan dan sikap saling menolong sangat penting untuk mewujudkan pesan tersebut.
Sehingga dengan adanya kue keranjang makna kekeluargaan akan selalu terjalin dengan baik.
Baca juga: 7 Makanan Khas Imlek yang Bawa Keberuntungan, Kue Keranjang hingga Pangsit
Daripada itu, kue keranjang juga memiliki makna sabar dan pantang menyerah.
Tekstur pada kue keranjang memiliki arti sebuah kegigihan, keuletan, daya juang, dan pantang menyerah dalam meraih tujuan hidup.
Proses pembuatan kue keranjang yang memakan waktu 11-12 jam memiliki arti yang sangat penting.
Dengan proses yang lama mewakili rasa sabar, keteguhan hati dan cita-cita untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Proses pembuatan kue keranjang harus dilakukan dengan pikiran yang bersih dan jernih, serta memerlukan konsentrasi.
Bahkan dalam pembuatan kue keranjang harus membersihkan hati dari prasangkan buruk untuk menghasilkan kue yang enak dan tekstur yang sempurna.
Jika semua nilai dilanggar, kemungkinan kue keranjang yang dihasilkan akan tidak sempurna, lembek, dan pucat.
Untuk itu sebagai insan manusia hendaknya selalu berpikir positif dan membersihkan hati dari prasangka yang buruk.
Sehingga dalam menjalani kehidupan bisa lebih baik.
Nah itulah alasan kenapa kue keranjang selalu jadi hidangan wajib saat perayaan Imlek.
Maknanya yang mewakili kebersamaan serta sabar dan pantang menyerah menjadi harapan bagi warga Tionghoa untuk menyongsong hidup di tiap tahun yang baru.
Sumber: kompas TV