TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Jelang Ramadhan 2023, umat muslim di Indonesia akan berbondong-bondong melakukan ziarah kubur untuk mendoakan anggota keluarganya yang telah tiada.
Ya, ziarah kubur sudah menjadi tradisi di masyarakat jelang bulan Ramadhan tiba.
Apalagi sebentar lagi Ramadhan 2023 datang, beberapa orang mulai mempersiapkan diri untuk melakukan ziarah kubur.
Tak hanya ziarah ke makam keluarga atau orang terdekat, biasanya makam para wali juga penuh orang-orang yang berziarah jelang bulan Ramadhan.
Saat ziarah kubur, warga biasanya membaca ayat Alquran, misalnya Surat Yasin dan ayat-ayat pendek serta berdoa di makam.
Lantas, apa sebenarnya hukum melakukan ziarah kubur jelang bulan Ramadhan?
Pendakwah Ustaz Abdul Somad alias UAS menerangkan, di zaman awal-awal Islam Rasulullah SAW melarang umatnya untuk berziarah kubur.
Sabab, waktu itu ziarah kubur untuk sombong-menyombong. Itulah yang disindir Allah dalam Al-Qur’an surah At-Takasur.
Tapi kemudian ziarah kubur membuat hati menjadi lembut, karena orang-orang akan meneteskan air mata dan mengingatkan kepada mati.
Jika ziarah kubur telah melembutkan hati seseorang, maka hadist yang melarang ziarah kubur itu hukumnya mansukh, mansukh itu artinya terhapus.
“Jadi, tentang masalah ziarah kubur tidak ada ikhtilaf di antara ulama. Kita boleh berselisih pendapat kalau pada masalah itu ada ikhtilaf. Boleh kata Maliki, gak boleh kata Hambali. Boleh kata Syafi'i, tak boleh kata Hanafi,” terang UAS dikutip dari YouTube Ustadz Abdul Somad Official.
Menurut UAS, hadist tentang ziarah kubur termasuk hadist qauli dan fi’li.
Maka tidak ada yang bisa mengelak dari ziarah kubur. Sebab, kedua dalilnya menunjukkan tentang disunahkannya berziarah ke makam orang-orang beriman.
Lebih lanjut UAS mengatakan, Rasulullah SAW tidak menyebutkan waktu tertentu dalam ziarah kubur, sehingga sah saja dilakukan umat Islam menjelang bulan Ramadhan.
Baca juga: Pelajari Lagi Tata Cara Sholat Tarawih yang Benar Sebelum Masuk Ramadhan 2023, Lengkap Bacaan Niat
“Jadi, orang berziarah terserah dia. Mau pagi mau petang, mau siang, mau malam, mau menjelang Ramadhan, mau di bulan Ramadhan, mau menjelang Idul Fitri, mau di pagi Idul Fitri, maka silakan ziarah,” ujar UAS.
Peninggalan nenek moyang
Dilansir dari kompas.com, dosen Ilmu sejarah Universitas Airlangga (Unair) Purnawan Basundoro mengatakan bahwa tradisi ziarah kubur merupakan tradisi yang sudah berumur sangat tua.
Tradisi ziarah kubur dilakukan dengan mengadopsi keyakinan memberikan penghormatan terhadap leluhur atau nenek moyang.
Hingga lama kelamaan, ziarah kubur dianggap sebagai salah satu ibadah. Sehingga ketika memasuki Ramadhan, banyak yang melakukan tradisi itu.
Selain itu, ziarah kubur juga disering dianggap sebagai media bersilaturahmi antara orang yang masih hidup dengan orang-orang yang sudah meninggal.
Lantaran sudah menjadi warisan sejak zaman nenek moyang, ziarah kubur atau nyekar tidak boleh dilakukan sembarangan.
Sebab, ada tata cara dan adab ziarah kubur yang perlu diikuti.
Adab dan Tata Cara Ziarah Kubur Jelang Ramadhan
1. Berwudhu
2. Ucapkan Salam
Baca juga: Kapan Ramadhan 2023 Versi Pemerintah? Ini Bacaan Niat Puasa Satu Bulan Full dan Doa Buka Puasa
Ketika masuk di area pemakaman, sebaiknya ucapkanlah salam untuk semua ahli kubur dengan mengucapkan doa.
Salâmun ‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa innâ insyâ Allâhu bikum lâhiqûn.
Artinya: "Wahai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian."
Kemudian, ketika sampai pada kuburan yang dituju, ucapkanlah salam kepada mayit (orang wafat) yang diziarahi dari arah mukanya.
3. Memanjatkan doa kepada Almarhum
4. Membaca ayat-ayat pendek Al-Quran
5. Tidak melangkahi dan atau menginjak kuburan.
6. Tidak duduk di atas kuburan.
7. Menghindari berbicara yang tidak pantas.
8. Tidak boleh bernazar dengan niat tertentu yang berkaitan dengan takziah, karena nazar hanya ditujukan kepada Allah
9. Tidak boleh mencium atau menyapu dengan tangan untuk minta berkah, karena hal itu menjurus ke arah kemusyrikan
10. Berdoa
Ada doa untuk jenazah yang bisa dilafadzkan saat ziarah kubur. Berikut doanya:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ
الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ
"Allahummaghfìrlahu war hamhu wa 'aafìhìì wa'fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì' madholahu, waghsìlhu bìl maa’ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì."
"Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì."
Artinya : "Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran."
"Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, istri yang lebih baik dari istrinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya." (HR. Muslim).