"Sekarang yang bayar sewanya saya 500 ribu perbulan. Uang darimana. Ditambah saya juga belum bekerja, investasi semua tertimbun tanah longsor," ungkap Jaya.
Saking tidak jelas statusnya, Jaya mengakui, sering terkena serangan psikis.
Saban malam, dirinya kerap meronta-meronta ketika memikirkan nasib hidupnya yang kini tinggal seorang diri.
"Memori kali ya. Apalagi saya udah gapunya anak istri. Tempat tinggal pun tidak ada. Itu yang berasa. Kadang kadang tiap malam menjerit pada tuhan. Karena kalau ke orang lain cuman bilang sabar. Apalagi yang diucapkan karena saya yang merasakan," ungkap Jaya.
Kondisi ini pun dirasa Jaya menjadi kondisi yang terpuruk.
Ditambah, pikiran itu semakin melayang jauh karena saat ini ditengah menjelang bulan suci Ramadhan.
"Apalagi menjelang romadon gini. Biasanya kita sama anak sama istri dihidangkan. Sekarang sendiri harus mencari cari," ungkap Jaya.
Jaya pun berharap, ada kejelasan status yang diberikan kepadanya dari Pemkot Bogor.
Terlebih, soal kejelasan status tempat tinggalnya yang saat ini masih mengontrak rumah sewa padahal dirinya mempunyai lahan milik pribadi di eks longsoran Gang Barjo.
"Saya minta status tanah dan bangunan saya dan kelanjutannya gimana karena kami sudah ga punya tempat tinggal.
Kalo dirusun statusnya bukan milik sendiri. Pengen ada pergantian saja," tandasnya.