Dalam tayangan di kanal Youtube CNN Indonesia, Rafael tampak heran dengan nasibnya kini.
Sebab, Rafael merasa dirinya ikut terseret ke permasalahan hukum gara-gara putranya, Mario Dandy dijerat pidana kasus penganiayaan David Ozora.
"Sejatinya, kejadian yang menimpa saya ini bukan karena saya melakukan pidana, tapi karena pidana yang dilakukan anak saya, sehingga menyeret saya dengan tekanan dari berbagai macam publik, untuk dilakukan pemeriksaan terhadap harta saya, sehingga saya dicari celahnya untuk ditersangkakan sebagai orang yang menerima gratifikasi," ungkap Rafael Alun.
Karenanya kini, Rafael Alun merasa sedang jadi target operasi guna dilemahkan dari segala sisi.
Padahal selama ini, Rafael mengaku selalu berniat baik tentang kehidupannya.
Termasuk dengan rutin melaporkan harta kekayaannya.
Baca juga: Dikaitkan dengan Kasus Rafael Alun, Sumber Kekayaan Raffi Ahmad Terbongkar, Bukan Orang Kaya Baru
"Saya merasa saya sedang menjadi target operasi, mungkin, jadi saya coba hadapi, saya mencoba menjelaskan bahwa yang saya lakukan selama ini, tambahan harta yang saya laporkan, itu memang dengan niat baik saya, tidak ada yang saya tutupi," kata Rafael Alun.
Sejak jadi pegawai pajak, Rafael memang rutin melaporkan harta kekayaannya sehingga tercatat di LHKPN.
Selama ini, Rafael pun mengaku selalu jujur dalam melaporkan asetnya.
"Niat saya ini niat baik. Saya ini jujur melaporkan harta saya dari 2011, aset tetap saya tidak ada yang bertambah. Kenaikan dari aset tetap tersebut karena nilai jual objek pajak. Saya sebagai pegawai pajak, meyakini bahwa NJOP yang ditetapkan pemerintah itu adalah nilai pasar," tegas Rafael.
Kini resmi jadi tersangka KPK, Rafael pasrah.
Rafael pun beralibi bahwa kasusnya hanyalah imbas dari kasus Mario Dandy.
"Saya menjadi target mungkin karena tekanan publik terhadap KPK. Tapi kalau kita melihat secara jernih, saya sebetulnya tidak melakukan pidana korupsi atau menerima gratifikasi atau OTT yang dilakukan KPK. Jadi sebetulnya hidup saya selama ini berjalan baik-baik saja," ujar Rafael Alun.
"Tapi karena yang dilakukan anak saya, diframing sedemikian rupa, membawa ke kehidupan keluarga, saya diframing harta saya tidak wajar, padahal harta yang saya laporkan sejak 2011, sudah saya laporkan semua," sambungnya.
Tak merasa bersalah, Rafael terus beralibi bahwa sosoknya selama ini berniat baik untuk negeri.
Hal itu karena Rafael mengaku paham dan sadar hukum.
"Kalau saya mau membuat harta saya tidak fantastis, saya tidak akan melaporkan harta saya sesuai NJOP. Tapi saya sadar hukum, saya mengerti itu, maka saya laporkan peningkatannya sesuai NJOP," pungkas Rafael.
Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google NewsÂ