Pelajar SMA Tewas Dibacok

Keberadaan Tukul Masih Misterius, Polresta Bogor Kota Dihantui Kasus Tragedi Baranangsiang

Penulis: yudistirawanne
Editor: Vivi Febrianti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sudah satu bulan berlalu, Tukul pelaku utama yang menewaskan pelajar di Kota Bogor hingga kini belum tertangkap, meskipun upaya polisi mengejarnya hingga luar Bogor tetapi belum membuahkan hasil

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus tewasnya pelajar SMK Bina Warga 1 di Simpang Pomad, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, terus berlanjut.

Terbaru, MA (17), terdakwa yang tewaskan Arya Saputra (16), divonis 8 tahun hukuman penjara.

Hukuman itu didapat usai sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bogor Kelas 1 A, Senin (10/4/2023).

Usai vonis terhadap MA, banyak pihak mempertanyakan keberadaan ASR atau tukul yang hingga saat ini belum ditemukan.

Pihak yang ikut menyorot keberadaan tukul yakni Indonesia Police Watch (IPW).

IPW menyoroti soal kinerja dari Polresta Bogor Kota untuk menangkap pelaku utama berinisial ASR alias Tukul yang sudah satu bulan ini belum tertangkap.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan, Polresta harus segera menangkap Tukul.

" IPW mendesak Kapolresta Bogor Kota untuk lebih rajin dan keras mengejar aktor intelektual kekerasan jalanan di Simpang Pomad yang mengakibatkan korban tewas," kata Sugeng saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Selasa (11/4/2023).

Baca juga: Update Kasus Pelajar Tewas di Simpang Pomad Kota Bogor, Satu Pelaku Divonis 8 Tahun Penjara

Sugeng menilai, kinerja Polresta harus terus ditingkatkan.

Walaupun, sambung Sugeng, pihaknya percaya bahwa Polresta segera menangkap pelaku lantaran identitas dari Tukul sudah dikantongi.

"Kasus klitih menurut saya akan segera terungkap karena sudah ada pelaku sudah tertangkap. Ini tinggal waktunya saja," jelas Sugeng.

Dihantui gagal pengungkapan

Sementara itu, Sugeng khawatir jika Polresta Bogor Kota kembali gagal melakukan pengungkapan.

Jika gagal melakukan pengungkapan, catatan buruk Polresta Bogor Kota kembali terjadi.

Pasalnya, sebelum kejadian nahas di Simpang Pomad ini, Polresta Bogor Kota gagal mengungkap kasus tewasnya pelajar di Baranangsiang, yakni Noven.

"Jangan sampai terulang kasus seperti matinya seorang siswa di bogor. Seorang wanita yang sampai saat ini tidak jelas pengungkapannya. Walaupin kasus simpang pomad ada yang berhasil ditangkap, tetapi pelaku utama belum berhasil ditangkap," tegasnya.

Baca juga: Divonis 8 Tahun, Pelaku yang Tewaskan Pelajar di Bogor Nangis Saat Digiring Petugas ke Mobil Tahanan

Kriminal Tukul

Sementara itu, terpisah, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, bahwa kriteria Tukul atau pelaku utama ini bukan pelajar biasa.

Kriteria itulah dinilai Bima Arya menyulitkan Polresta Bogor Kota menangkap pelaku.

"Anak ini memang punya catatan. Sehingga kemudian perilakunya seperti itu. Sudah punya naluri menghindar, dan sebagainya. Ini mah berbeda, bukan pelajar biasa. Kalau pelajar biasa kan mudah, tapi ini punya catatan-catatan menurut polisi," kata Bima Arya.

Meski begitu, Bima Arya optimis, pelaku segera ditangkap.

"Saya terus koordinasi dengan Pak Kapolres, sudah ada titik terang, sudah teridentifikasi. Saya dan Pak Kapolres optimis ajan segera tertangkap, sudah teridentifikasi," tandasnya.

Tukul tak gentle

Selain itu, Tukul disebut-sebut licin seperti belut.

Kendati demikian, polisi terus melakukan pengejaran.

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila menjelaskan, kendala terbesar saat ini yang dihadapi oleh Polresta Bogor Kota yakni Tukul yang tidak koperatif.

Tukul masih bersikeras tidak menyerahkan diri kepada polisi walaupun dua orang kawannya telah lebih dulu mendekam dibalik jeruji besi.

“Beda dengan dua tersangka sebelumnya. Ada upaya jentel atau koperatif saat penangkapan. Tapi, kita tetap berupaya maksimal,” jelas Rizka.

Baca juga: 1 Bulan Tukul Pembunuh Pelajar SMK di Kota Bogor Belum Tertangkap, 2 Pelaku Lainnya Sudah Disidang

Rizka pun terus mengerahkan upaya maksimal agar Tukul segera tertangkap.

Mulai dari penyisiran tempat tongkrongan, sampai pemeriksaan orang tua dari Tukul sendiri.

“Sampai saat ini, kita sudah berupaya ke lokasi kediaman orang tua, teman dan segala macamnya,” tegas Rizka.

Termasuk, meminimalisir ruang gerak Tukul sampai ke luar wilayah Kota Bogor.

Berita Terkini