Tapi ada yang ngitung hisab ini hilalnya masih di bawah 2 derajat. Jadi, bagi mereka di bawah dua derajat itu belum tanggal baru karena dalam ilmu imkanur rukyat di bawah 2 derajat gak mungkin bulan kelihatan, sehingga dengan ilmu hisab juga mereka bisa membulatkan bulan Ramadhan menjadi 30," kata Habib Rizieq.
Pun dengan metode rukyat, meski sama tetap saja berpotensi berbeda bila kriteria yang digunakan tak sama.
"Kalau yang dilihat itu bulan ada, tapi hitungannya 2 derajat sementara dia punya kriteria 3 derajat, tetap saja belum masuk bulan baru menurut kriterianya.
Jadi kalau besok ada masyarakat yang melihat bulan (di bawah 3 derajat) terus pemerintah gak terima, jangan kaget. Karena pemerintah menetapkan syarat 3 derajat," jelas Habib Rizieq.
Ia menyarankan bagi masyarakat yang tidak mengerti hisab, rukyat dan ilmu falak, maka sebaiknya mengikuti hasil Sidang Isbat Pemerintah.
"Ikuti saja pengumuman pemerintah, selesai, gak pusing kita. Tapi bagi yang ngerti hisab dia punya hak untuk mengikuti hisabnya.
Bagi yang paham rukyat dan merukyat dia punya hak untuk mengikuti rukyatnya. Gak boleh diganggu oleh siapapun termasuk oleh pemerintah sekalipun," kata Habib Rizieq Shihab.(*)