Alasannya karena penyedotan air yang dilakukan terus-menerus tak mengurangi jumlah debit air yang merendam lubang galian.
Nasim memperkirakan para penambang yang terendam air ini juga kesetrum atau terkena aliran listrik.
"Kalau tutup tambang maka akan diarahkan kemana mata pencaharian warga," katanya.
Lubang tambang ilegal itu memiliki diameter 1x1 meter, tapi di dalam lubang diameternya antara 90cm x 70cm.
Adapun kedalamannya mencapai antara 40 dan 60meter.
Baca juga: Evakuasi Dihentikan, Lubang Tambang Emas Banyumas Ditandai Prasasti, 8 Korban Masih Terjebak
Pada Jumat (28/07), Kepala Basarnas Cilacap Adah Sudarsa mengatakan pipa plastik yang digunakan untuk menyuplai oksigen kepada delapan pekerja tambang sudah tidak berfungsi akibat terendam air.
"Karena kemasukan air, jadi blower (untuk menyuplai oksigen) bermasalah. Sehingga suplai oksigen tidak ada. Itu terjadi karena blower tidak berfungsi," kata Adah Sudarsa kepada wartawan di Banyumas, Jateng, Jumat (28/7/2023).
Diduga lubang itu terendam air dari dua sungai yang mengalir di dekat lokasi pertambangan ilegal.
Adah mengatakan upaya penyelaman harus dilakukan secara tandem.
Karena terlalu sempit, upaya penyelamatan dengan menurunkan tim penyelam tidak mungkin dilakukan.
"Penyelaman jelas tidak mungkin bersama-sama, karena kondisi medan yang sempit," ujar dia. Turunkan camera hole.
Tim dari ESDM Provinsi Jawa Tengah ikut dilibatkan dengan mengerahkan alat bernama camera hole yang berfungsi melihat lebih detail kondisi lubang tambang, Kamis (27/7/2023).
Plt Kepala Dinas ESDM Provinsi Jateng, Boedi Dharmawan mengatakan camera hole akan dapat melihat secara jelas kondisi di dalam lubang tambang.
"Camera hole ini ada titik kamera samping dan kamera di bagian bawah untuk memastikan kondisi persis sumur tambang. Sehingga kita tidak hanya menduga-duga menggunakan sket interpretasi," jelasnya.
Hasil penglihatan dari Camera Hole nantinya akan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk langkah selanjutnya.