TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang siswa SMP di Kabupaten Luwu terpaksa harus berjalan kaki sejauh 20 km setiap harinya untuk ke sekolah.
Siswa SMP itu bernama Muhammad Faisal yang kini duduk di bangku kelas 2.
Faisal terpaksa berjalan kaki dari rumahnya ke sekolah sekitar 20 km lantaran tidak memiliki uang untuk naik kendaraan umum.
Satu-satunya transportasi umum yang ada di daerahnya yakni ojek.
Namun Faisal terkendala biaya untuk naik ojek, sehingga ia harus berjalan kaki.
Faisal tinggal di Dusun Rambakulu, Desa Bosso Timur, Kecamatan Walenrang Utara Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Video Muhammad Faisal berjalan kaki ke sekolah ini pertama kali dibagikan oleh akun Facebook Sulmiati Sulmiati M, pada 31 Juli 2023.
Terlihat pada video itu, Faisal mengenakan seragam biru putih dan membawa tas gendong.
Remaja laki-laki itu terus berjalan sambil terburu-buru.
Dalam video tersebut dijelaskan kalau rumah Faisal berada di bawah dan ada di tengah sawah.
Cuaca di video tersebut tampak sedang terik.
Perekam video mengatakan kalau Faisal baru saja pulang sekolah.
"Ini anak pulang sekolah dari bosso jalan kaki dari sekolah lewat petang,lewati kuburan tembus depan rumah. Dari rumah ku kerumahx kurang lebih lima km, sukses ki nak," tulis akun tersebut.
Video tersebut pun kemudian viral di media sosial.
Rupanya Muhammad Faisal merupakan siswa kelas 2 di SMPN 1 Bosso, Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Wali Kelas Faisal, Risa mengatakan, jarak dari rumah muridnya ke sekolah itu sekitar 20 km.
Risa juga menjelaskan, muridnya itu setiap hari memang berjalan kaki dari rumahnya ke sekolah.
Meski ada transportasi umum berupa ojek, namun Faisal memilih jalan kaki karena terkendala biaya.
"Kalau terkait transportasi umum ada ojek, tapi karena Faisal anak kurang mampu, jadi tidak ada biaya untuk ke sekolah. Jadi alternatifnya jalan kaki," kata Risa dilansir dari TvOneNews, Senin (7/8/2023).
Meski jarak dari rumahnya sejauh 20 km, dikatakan Risa, SMPN 1 Bosso ini merupakan sekolah yang paling dekat dengan rumah Faisal.
Karena jarak dari rumahnya ke sekolah cukup jauh, tak jarang Faisal pun sering terlambat masuk ke kelas.
"Kadang kalau di sekolah saya tanya kenapa terlambat, akhirnya Faisal bilang kalau tidak ada uang untuk dipakai naik ojek, sehingga terlambat, dia mengambil jalan pintas ke sekolah," tutursnya.
Sepulang sekolah, Faisal biasanya membantu orangtua untuk membuat atap rumah.
"Dia juga bilang sehari-hari bantu orangtuanya di rumah menjahit atap, neneknya juga dia bantu," kata Risa lagi.
Menurutnya selama ini sudah ada bantuan dari pemerintah setempat maupun sekolah untuk Faisal.
Namun karena kondisi ekonominya yang sangat sulit, ia tetap harus berjalan kaki ke sekolah.
Risa juga mengatakan kalau Faisal adalah murdinya yang rajin.
"Faisal ini anaknya pendiam, sabar, dia juga suka bersosialisasi dengan temannya," tandasnya.