IPB University

IPB University Beberkan Keunggulan Inovasi ‘Kampung Ramah Keluarga’

Editor: widi bogor
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kampung Ramah Keluarga, digagas dan dikembangkan oleh Prof Euis Sunarti dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB University.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- IPB University meluncurkan salah satu inovasi sosial yaitu ‘Kampung Ramah Keluarga’.

Inovasi ini digagas dan dikembangkan oleh Prof Euis Sunarti dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB University.

Kampung Ramah Keluarga resmi dikenalkan dalam acara IPB Innovation Expo dan Launching Riset Aksi Sosial, Jumat (29/9/2023) di Botani Square, Bogor.

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang berinteraksi bahkan bertransaksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam, dan yang terdekat berada dalam satu kesatuan wilayah terkecil yang bernama kampung.

Masalah dan tantangan yang dihadapi keluarga saat ini dan di masa depan, membawa kepada kesadaran semakin penting bagi keluarga untuk melakukan transaksi positif dengan lingkungan terdekatnya untuk membangun kampung yang ramah keluarga.

“Manfaat utama inovasi sosial model Kampung Ramah Keluarga yaitu keterjaminan efektivitas, percepatan, juga terobosan pembangunan dan penyelesaian masalah maupun tantangan keluarga,” kata Prof Euis.

Lebih lanjut ia menjelaskan, model Kampung Ramah Keluarga bersifat holistik-komprehensif, meliputi seluruh dimensi-aspek-sektor pembangunan dan pendekatan-metode-teknik yang komprehensif.

Dalam implementasinya menuntut sinergitas antar seluruh sektor dan stakeholder pembangunan keluarga, terutama pemberdayaan keluarga itu sendiri dan seluruh komponen dalam kesatuan kampung.

“Kampung Ramah Keluarga berfokus pada sisi hulu yaitu pencegahan sebagai inti perlindungan keluarga. Namun sekaligus menangani sisi hilir yaitu penanganan masalah yang dihadapi. Model ini juga memperhatikan aspek jaminan keberlangsungan, survival, resiliensi, dan keberlanjutan (sustainability) upaya peningkatan ketahanan, kesejahteraan, kualitas keluarga, termasuk kelompok yang rentan,” terang dia.

Program Kampung Ramah Keluarga mencakup aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan turunannya yaitu ketahanan pangan, pola nafkah, keterampilan kerja, gizi, sanitasi, juga kesehatan lingkungan.

Pemberdayaan dengan ragam pendekatan dan metode seperti penyuluhan, pelatihan, aksi gotong royong, bantuan pangan dan gizi, layanan kesehatan dan konseling kepada kelompok individu, keluarga, dan masyarakat rentan dan kelompok yang membutuhkan peningkatan kapasitas, menjadi aksi dari inovasi sosial ini.

Demikian halnya dengan peningkatan modal sosial dan kapasitas kelembagaan dalam masyarakat kampung.

Meskipun menggunakan istilah ‘Kampung’ yang semula merujuk kepada satuan wilayah di perdesaan, tetapi Kampung Ramah Keluarga juga berlaku di wilayah perkotaan.

Istilah ‘Kampung’ digunakan untuk mempertahankan ikatan sosial dan kekerabatan yang erat antar pertetanggaan yang seringkali juga merupakan keluarga besar (extended family) yang senantiasa menyediakan dukungan sosial bagi keluarga inti (nuclear family).

“Istilah ‘kampung’ digunakan walau di wilayah perkotaan. Hal itu agar para keluarga bertransaksi sosial membentuk pertetanggaan seperti keluarga besar atau extended family,” kata Prof Euis.

Halaman
12

Berita Terkini