Kasus Pembunuhan di Subang

'Yoris Marah Yayasan Dibongkar' Kata Yosef ke Mantan Bendahara, Cairkan Dana BOS Usai Kasus Subang

Penulis: Vivi Febrianti
Editor: widi bogor
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef Hidayah rupanya sempat menegur mantan bendahara yayasan, Dedi.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Yosef Hidayah rupanya sempat menegur mantan bendahara yayasan, Dedi.

Teguran itu disampaikan Yosef setelah Dedi bicara soal Yayasan Bina Prestasi Nasional.

Menurut Yosef Hidayah, anak sulungnya Yoris Raja Amarullah marah karena yayasan dibongkar.

Sebab sebelum Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu meninggal dunia, Yoris menjabat sebagai ketua yayasan.

Tuti menjabat sebagai bendahara, dan Amel jadi sekretaris.

Sedangkan Yosef, sebagai pendiri yayasan tidak memiliki jabatan apapun termasuk istri mudanya, Mimin.

Setiap bulannya, Yoris mendapat uang Rp 15 juta sedangkan Tuti dan Amel masing-masing Rp 10 juta.

Yosef Hidayah hanya mendapat uang dijatah oleh Tuti, dan nominalnya tidak disebutkan.

Menurut mantan bendahara Yayasan Bina Prestasi Nasional, Dedi, Yoris marah kepada dirinya.

Kemarahan Yoris itu usai dirinya membongkar soal yayasan ke publik.

Namun marahnya Yoris itu tidak disampaikan secara langsung, melainkan melalui Yosef.

Diungkap Dedi, pada tahun 2021 yayasan tersebut menerima uang sekitar Rp 1,3 M.

Uang tersebut berasal dari dana BOS SMP dan SMK juga dana BPMU.

Berikut rinciannya:

  • Dana BOS SMP Serangpanjang Rp 173.804.000
  • Dana BOS SMK Serangpanjang Rp 1.127.520.000
  • Dana BPMU Rp 399.000.000

Usai mengungkap aliran dana yang masuk ke yayasan tersebut, Dedi pun mengaku ada yang marah kepada dirinya.

Hal itu saat pertama kali dirinya membongkar soal yayasan tersebut.

"Dulu ada youtuber ke saya bahas yayasan, ada yang marah ke saya," kata Dedi dikutip dari Youtube Heri Susanto, Minggu (29/10/2023).

Namun menurut Dedi, sosok yang marah padanya itu melalui orangtuanya.

"Jadi bukan langsung aja ke saya marahinnya, melalui orangtuanya," jelas Dedi.

Kemudian Dedi pun mengungkap bahwa yang marah karena yayasan dibongkar itu ternyata adalah Yoris.

"Yang marah Yoris (melalui) ke bapaknya. Kata Pak Yosef teh ‘Si Aa marah gara-gara yayasan dibongkar, jadi disatu-satuin sama kasus’," tuturnya.

Dedi mengatakan, hal itu disampaikan Yosef dua tahun lalu saat awal kasus Subang.

"Ini waktu pertama saya bongkar yayasan," kata dia.

Meski marah melalui Yosef, kata Dedi, Yoris sendiri tidak pernah mengungkapkan kemarahannya itu pada dirinya secara langsung.

Guru Yayasan Heran Dengar Ucapan Yosef Pasca Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang (Kompas.com/Youtube Diskursus Net/Facebook)

"Ke saya gak ada, tahunya dari pak Yosef ‘marah-marah’ katanya," ujarnya.

Menurut Dedi, Yoris saat awal-awal ditanya oleh penyidik tidak pernah membahas soal yayasan.

"Setelah bapaknya masuk, dia tahu (motifnya) yayasan. Jadi harus pada jujur semua lah, kasihan almarhum," pungkas Dedi.

Dedi juga mengungkap bahwa ada dana BOS yang turun setelah Tuti dan Amel wafat.

Dana BOS itu turun pada 8 Oktober 2021, atau dua bulan setelah kasus Subang.

Dana BOS yang cair itu yakni Rp 77.112.000 untuk SMK Sarangpanjang.

Kemudian Rp 51.852.000 untuk SMP Sarangpanjang.

Dana tersebut diambil atau dicairkan pada tanggal 12 November 2021.

Sebelumnya, Yoris juga sempat mengungkap bahwa sang ayah memang mencairkan dana setelah Tuti dan Amel tewas.

"Kata Aa teh, mamah sama Amel baru meninggal boro-boro mikirin uang. Saya marah sama papah," kata Yoris.

Bahkan saat itu, kata Yoris, dirinya didepak dari yayasan tersebut.

"Waktu itu papah tunjuk Danu jadi bendaharanya, saya malah dinonaktifkan," jelasnya.

Berita Terkini