Kecelakaan di Puncak Bogor

Kecelakaan Beruntun di Puncak Bikin Sopir Truk Sulit Bicara, Warga Jelaskan Mitos Lokasi Kejadian

Penulis: yudistirawanne
Editor: Yudistira Wanne
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase - Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Utara yang diberi julukan tikungan maut.

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Beni, sopir truk yang diduga jadi penyebab kecelakaan beruntun di Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, trauma.

Beni saat ini masih terus terbayang peristiwa pilu yang menyebabkan belasan orang dilarikan ke RSPG Cisarua.

Bahkan pasca kecelakaan beruntun yang terjadi, Beni sulit diajak berkomunikasi.

Sehari mendapatkan perawatan, perlahan kondisi Beni membaik.

Dia pun sudah bisa memberikan keterangan kepada polisi.

Meski begitu, Beni belum bisa tenang.

Dia terbayang-bayang hukuman yang menanti apabila dia terbukti lalai dalam berkendara.

Baca juga: 3 Dugaan Penyebab Kecelakaan Beruntun di Puncak Bogor, Ditlantas Polda Jabar Beberkan Data Sementara

Kanit Gakkum Satlantas Polres Bogor, Ipda Angga Nugraha mengatakan, sopir truk masih dalam proses pemeriksaan.

"Pasal 310 ayat 3 Jo ayat 2 UU nomor 22 tahun 2009 tentang UU LLAJ," kata Ipda Angga Nugraha, Rabu (24/1/2024).

Diketahui, dalam Pasal 310 ayat 3 ini disebutkan setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat, dipidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 10 Juta.

Polisi melakukan Olah TKP Kecelakaan Beruntun di Jalan Raya Puncak Bogor, Rabu (24/1/2024). (TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami)

Rutin kecelakaan

Terlepas dari penyebab kecelakaan beruntun yang disebabkan truk bermuatan air mineral, rupanya Jalan Raya Puncak bukan pertama kali terjadi.

Di jalur yang sama, warga setempat mengatakan, jika kecelakaan setiap tahunnya pasti terjadi di titik yang sama.

"Persimpangan belokan Tugu itu hampir setiap tahun sekali terjadi kecelakaan," kata Bowie warga setempat Puncak Bogor, Bowie, Rabu (24/1/2024).

Baca juga: Gelar Olah TKP Kecelakaan Beruntun, Polisi Tutup Total Jalan Raya Puncak Bogor

Lebih lanjut Bowie menjelaskan kalau persimpangan yang menjadi lokasi tabrakan beruntun itu dahulunya dijuluki sebagai tikungan maut.

"Beberapa tahun lalu ada bus masuk ke sungai, jadi kejadian di persimpangan tugu ini namanya antima, anak tikungan maut, kalau sekarang namanya pion" lanjutnya.

Nama tersebut disematkan warga setempat akibat seringnya terjadi kecelakaan di persimpangan yang dikenal dengan nama simpangan Ciliwung itu.

"Kenapa namanya antima karena pada tahun 1970an pernah bus kecelakaan hampir 17 orang meninggal terus di bawahnya lagi yang sekarang ada kejadian ada bus keramat jati itu sampai 20 orang meninggal itu tahun 2013/2014 bus dari gereja hampir 21 orang meninggal," paparnya.

Berita Terkini