"Lalu, sedikit pewarna makanan. Tapi, banyaknya di sini original. Kenapa ga diwarnain? Takut banyak pertanyaan. Katanya pake pewarna makanan atau bukan. Terus ditambah juga permintaan pembelinya yang pengen original kan," paparnya.
Bahan-bahan yang digunakan Supri pun tidak tanggung-tanggung.
Ia memilih menggunakan bahan-bahan dengan grade A. Mulai dari gula, minyak, bahkan sampai tepung terigu.
Jika tidak seperti itu, diakui Supri, rambut nenek bikinannya, sudah pasti gagal.
"Kita juga mesti tahu karakter gula. Makanya saya tidak main-main kalau gula. Kalau gulanya salah, ya pasti mengembang lah, menggumpal. Malah jadi gagal," ujarnya.
Dengan berbahan dasar grade A serta keasliannya, Rambut Nenek Supri ini digemari oleh anak-anak.
Terutama, anak-anak yang masih sekolah di tingkat dasar.
"Banyak yang masih suka. Kalau suka dan tidak suka sih relatif ya. Tapi, kalau orangtuanya suka rambut nenek, anaknya pun pasti ngikutin," jelasnya.
Supri yang mengalami pasang surut untuk mempertahankan usahanya ini bertekad untuk tetap menjalankan bisnis ini.
Jika dia tidak mempertahankan usahanya, kata Supri, siapa lagi yang akan melanjutkan.
"Di Brebes sana masih banyak yang bikin. Tapi, orang lain. Nah, kalau di keluarga saya cuman sisa saya aja. Kalau saya sih inginnya terus lanjut usaha ini," tandasnya.