TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang warga rela menunda berobat ke rumah sakit demi bisa menyalurkan hak suaranya dalam Pilpres 2024 pada 14 Februari lalu.
Setelah mencoblos pilihan capresnya, Prabowo-Gibran, warga tersebut meninggal dunia.
Ia rela menunda berobat ke rumah sakit demi bisa mencoblos Prabowo-Gibran.
Kisah ini diceritakan oleh anaknya, pemilik akun TikTok @pluviophilesmf.
Ratu sebenarnya merupakan petugas KPPS di Desa Pandan Lagan, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Timur, Jambi.
Ia bercerita bahwa ayahnya, Zulbaini meninggal dunia setelah rela menunda berobat demi bisa mencoblos Prabowo-Gibran.
Sampai kemudian sang ayah meninggal dunia pada 15 Februari 2024.
Kata Ratu, ayahnya menolak dibawa ke rumah sakit sebelum mencoblos Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming dalam Pilpres 2024.
"Pak Prabowo, papaku rela nahan sakitnya untuk tetep bisa nyoblos," tulis Ratu di TikTok.
Ia mengatakan ayahnya menahan sakit ginjal dan pembengkakak jantung.
"Meski sakitnya udah gak tertahan, ginjalnya sudah tidak berfungsi, dia tetap usaha nahan sesak ketika anggota KPPS datang menyambangi.
Kami paksa untuk bawa ke RS beliau tidak mau. Katanya harus coblos Pak Prabowo dulu, baru mau dibawa ke RS," katanya.
Selang beberapa jam setelah mencoblos Prabowo-Gibran, ayah Ratu meninggal dunia.
"Selang beberapa jam setelah mencoblos, papaku akhirnya meninggal.
Papaku pasti senang liat hasilnya," kata Ratu.