Kepada penyidik, pemilik warung mengaku mendapat kabar dari warga yang mampir ke warungnya sekitar pukul 21.30 WIB.
Pembeli itu memberi kabar pada pemilik warung bahwa ada kecelakaan di flyover Talun.
Lalu keesokan harinya, ia mendapat kabar kalau kejadian semalam bukan kecelakaan melainkan pembunuhan dan pemerkosaan.
"Pagi dengar lagi dari orang beli, perkosaan sama tawuran, tak mungkin kata saya. Lewatnya mungkin bukan depan warung saya," katanya.
Kemudian ia pun mendengar kabar kalau pembunuhan dan pemerkosaan itu dilakukan di lahan kosong seberang SMP 11 Cirebon.
"Kalau di SMP 11 terus mayatnya di flyover Talun berarti lewatnya depan warung saya, saya gak lihat," bebernya.
Menurut dia, jika malam itu Aep melihat Vina dan Eky dilempari batu di depan warungnya, maka ia pasti akan tahu juga.
"Aep gak ngomong apa-apa pas beli rokok. Gak ada ribut-ribut. Gak ada pelemparan," tegas pemilik warung.
Ia pun mengatakan kalau kesaksian Aep itu merupakan pernyataan palsu.
"Bohong itu mah, bohong. Soalnya gak ada tawuran, gak ada king, dari warung saya kelihatan pak," kata dia.
Menurut dia, bahkan polisi yang memanggilnya juga tidak percaya dengan keterangan Aep.
"Polisinya aja gak percaya sama Aep, katanya masa bisa lihat jarak 40 meter," tandasnya.
Susno Duadji curiga Aep pelakunya
Mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji mengaku justru kini curiga kalau Aep adalah pelaku yang sebenarnya.
"Jangan-jangan si Aep ini pelakunya, kok dia bisa tahu persis. Saya curiga besar, bisa jadi pelakunya Aep. Ini kalau saya jadi penyidik," jelasnya.
Ia pun heran kenapa keterangan Aep tidak diperdalam oleh penyidik Polda Jabar.
"Kenapa tidak diperdalam si Aep ini, yang tahu persis ini, jangan-jangan si Aep ini pelaku. Pegi Cianjur kenapa gak diperiksa? Periksa lah dia," kata dia.
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :
https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t