Anwar mengungkapkan bahwa modal adalah salah satu kendala utama di awal bisnisnya, selain stigma masyarakat yang memandang sebelah mata profesi ini.
"Banyak yang bilang, 'S1 kok jualan gerobakan'," kata Anwar, yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang keuangan dan sempat bekerja di bagian accounting.
Selain itu, Anwar menghadapi tantangan dalam mendapatkan bahan baku seperti durian dan mangga yang musiman, sehingga menu es teler bervariasi sesuai ketersediaan bahan.
Omzet capai Rp 19 juta per hari
Dari halang rintang yang dihadapi, Anwar kini menuai hasil besar.
Dua cabang Es Teler Paripurna menghasilkan omzet yang fantastis.
Pada hari-hari tertentu, omzet yang didapat Anwar bisa mencapai Rp 19 juta.
Menargetkan ibu-ibu sebagai pelanggan utama, Anwar menemukan bahwa penikmat es teler ini semakin bervariasi dengan banyaknya anak muda yang juga menyukai produk pancake-nya.
Kedua cabang Es Teler Paripurna buka dari pukul 12.30 hingga 19.00 WIB, menyesuaikan dengan keawetan bahan-bahan yang digunakan.
(Inesia/Magang Universitas Pakuan)