Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAWI - Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyoroti kemacetan horor yang terjadi saat libur long weekend Maulid Nabi kemarin di kawasan Puncak Bogor.
Dalam keterangan pers Kemenparekraf via Zoom Meeting, Selasa (17/9/2024), diungkap bahwa aktivitas wisata nusantara meningkat hingga 89 persen dalam data pencarian akomodasi saat long weekend kemarin.
Khusus untuk Jalan Raya Puncak, juga diungkap bahwa peningkatan arus yang signifikan.
Saat libur panjang kemarin tercatat Jalan Raya Puncak dilintasi sampai 2.800 unit kendaraan dalam 1 jam, sementara batas normalnya adalah 1.500 - 2.000 unit kendaraan.
Volume kendaraan di Jalan Raya Puncak kemarin tercatat mencapai sekitar 150 ribu unit, sementara batas normalnya hanya 70 ribu unit kendaraan.
Bahkan juga dijelaskan bahwa selain Puncak Bogor, beberapa tempat wisata lain di Kabupaten Bogor juga ikut macet di momen libur yang sama, seperti di kawasan Sentul dan juga Pamijahan.
Baca juga: BREAKING NEWS - Terjebak Macet 8 Jam di Jalur Puncak Bogor, Wisatawan Dikabarkan Meninggal
Volume arus yang sangat tinggi ditambah banyaknya pengendara sepeda motor yang tak tertib menjadi pemicu kemacetan di Jalan Raya Puncak meski Polisi sudah menerapkan ganjil genap dan one way.
Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan, dari data-data yang dia lihat, Puncak Bogor menjadi destinasi pilihan dari banyak orang dari Jabodetabek saat long weekend kemarin.
"Begitu Jabodetabek libur, keadaan mau healing, top of mind-nya Puncak," kata Sandiaga Uno.
Dia menjelaskan bahwa hal itu sebenarnya bisa terprediksi, namun jika carrying capacity tidak memungkinkan maka harus dibangun destinasi manajemen.
Rekayasa one way yang sudah diterapkan puluhan tahun pun kini sudah sulit mengimbangi jumlah arus wisatawan yang sangat tinggi.
Solusi lain yang sudah diajukan diantaranya adalah pembangunan kereta gantung dan Jalur Puncak 2 yang kini masih belum terlaksana.
"(Kereta gantung) Mudah-mudahan di pemerintahan selanjutnya bisa dipercepat dan Jalur Puncak 2. Carrying capacity-nya harus bener-bener dihitung," katanya.
Saat kemacetan horor di Puncak Bogor kemarin, kata Sandi, bukan hanya warga yang hendak berwisata yang dirugikan.
Dia mendapat laporan bahwa pengelola wisata di Puncak Bogor pun ikut kena imbasnya.
"Kemarin itu yang dirugikan bukan hanya yang mau berwisata, para pengelola wisata juga dirugikan. Ada yang menyampaikan ke saya, biasanya mereka dapat 6 - 7 ribu kunjungan, karena kemacetan horor itu hanya dapat 800," ungkapnya.