"Menurut saya, memilih pelatih asal Belanda adalah keputusan yang tepat," lanjut Marc Klok.
"Masalah bahasa menjadi kendala besar dengan pelatih sebelumnya, dan banyak pemain yang merasa tidak nyaman dengan itu. Itu menciptakan gesekan," ujarnya.
"Saya sendiri pernah mengalami konflik dengannya. Jika kamu berdebat dengan dia, namamu bisa langsung dicoret. Itu alasan saya tersingkir," papar pemain berusia 31 tahun ini.
Berharap Kembali Bela Timnas Indonesia
Selain menyebut penunjukan Patrick Kluivert sebagai langkah yang tepat, Marc Klok juga berharap bisa kembali membela Indonesia di bawah asuhan juru taktik asal Belanda itu.
"Ini babak baru dan peluang baru. Saya percaya bahwa saya bisa memberikan kontribusi, baik di dalam maupun di luar lapangan. Sekarang, semua pemain memulai dari nol. Pelatih akan memilih pemain terbaik, dan saya siap bersaing untuk mendapatkan tempat," ujar Marc Klok.
Adapun Marc Klok sudah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 12 November 2020.
Namun, ia sudah sangat paham kultur sepak bola Tanah Air sejak hijrah ke negara ini pada April 2017.
Tantangan untuk Patrick Kluivert
Marc Klok menilai, ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi Patrick Kluivert selaku pengasuh baru Timnas Indonesia, terutama soal budaya.
"Naturalisasi pemain penting, tapi hasil jangka pendek juga harus diperhatikan. Selain itu, budaya lokal juga tidak boleh diabaikan. Kita harus terus mengembangkan talenta asli Indonesia," kata Marc Klok.
Marc Klok percaya, dirinya bisa berperan sebagai penghubung antara budaya Indonesia dan pelatih baru.
"Jika kamu bermain di Eropa, kamu mungkin tidak tahu banyak tentang budaya lokal. Saya rasa penting untuk ada sosok yang menjadi jembatan. Saya ingin membantu sebagai senior dalam tim. Yang paling penting adalah menciptakan kebersamaan dalam tim, tanpa memandang siapa yang bermain di klub terbesar," paparnya.
Dikutip dari Superball.ID dan KompasTV