Ngotot Tolak Pagar Laut Tangerang Dibongkar, Kades Kohod Kabarnya Punya Rubicon dan Fortuner

Editor: Tiara A. Rizki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid dan Kepala Desa Kohod, Arsin saat meninjau area laut yang memiliki SHGB dan SHM, di Desa Kohod, kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (24/1/2025).

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kepala Desa Kohod, Arsin bin Sanip, menjadi salah satu sosok yang jadi sorotan publik di tengah polemik keberadaan pagar laut di Kabupaten Tangerang, Banten.

Hal ini bukan tanpa alasan. 

Sebab, Arsin justru vokal menolak perintah Presiden Prabowo Subianto untuk membongkar pagar laut sepanjang 30,16 kilometer yang problematik tersebut.

Penolakan ini pun memicu pertanyaan, terlebih mengingat harta kekayaan milik Arsin kabarnya melimpah ruah.

Selain itu, Arsin sempat berdebat dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR/Kepala BPN) Nusron Wahid.

Debat dengan Menteri ATR/Kepala BPN

Sosok Arsin menuai perhatian kala Nusron Wahid menyidak lahan pagar laut di Tangerang, Jumat (24/1/2025).

Nusron mengecek fisik lahan yang memiliki Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Hak Milik (SHM) di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten. 

Saat itu, Arsin turut hadir untuk mendampingi kedatangan Nusron Wahid di wilayahnya.

Dalam kunjungannya, Nusron Wahid bahkan sempat terlibat perdebatan dengan Arsin soal status lahan yang, menurut Arsin, dulunya merupakan empang sebelum kena abrasi

"Pak Lurah bilang, itu dulunya empang, katanya karena abrasi. Dari tahun 2004 katanya sudah dikasih batu-batu," ujar Nusron di lokasi.

Meski tidak ingin memperdebatkan sejarah garis pantai, Nusron menegaskan bahwa jika suatu lahan telah hilang secara fisik, maka statusnya berubah menjadi tanah musnah.

"Secara faktual, tadi kita lihat sama-sama, tanahnya sudah tidak ada," jelasnya.

Meski pun terdapat perdebatan mengenai status lahan, Nusron Wahid memastikan, pihaknya akan memeriksa dokumen sertifikat terkait kepemilikan lahan tersebut.

Jika lahan yang memiliki SHGB danb SHM sudah tidak ada secara fisik, maka Kementerian ATR/BPN akan membatalkannya secara otomatis.

"Kalau masih ada wujud fisiknya seperti di sini, kawasan ini aman," kata Nusron Wahid, sambil menunjukkan area lain yang masih berupa empang.

Namun, Arsin ngotot bahwa pagar laut di area tersebut dulunya merupakan empang.

Arsin mengklaim, abrasi mulai terjadi sejak 2004, menyebabkan lahan kosong tersebut perlahan hilang ditelan air laut akibat abrasi.

"Mau Pak Lurah bilang itu empang, yang jelas secara faktual material, tadi kita lihat sama-sama fisiknya sudah enggak ada tanahnya. Karena sudah enggak ada fisiknya, maka itu masuk kategori tanah musnah," kata Nusron Wahid. 

Namun, Arsin tetap kekeuh bahwa lahan tersebut memiliki sejarah sebagai empang yang digunakan oleh warga. 

Nusron Wahid yang tak ingin memperpanjang perdebatan, memilih untuk menegaskan bahwa pihaknya membatalkan sertifikat HGB dan HM di laut karena terbukti fisiknya benar-benar hilang.

"Ini enggak ada barangnya tapi akan saya cek satu per satu. Kan tadi sudah kita tunjukin gambarnya. Kalau memang sertifikatnya ada. Tidak ada materialnya semua, otomatis akan kita batalkan satu per satu," jelas dia.

Baca juga: Dituding Dalang Pemasangan Pagar Laut, Nasib Kades Kohod Kini Apes, Said Didu Ungkap Sindiran

Baca juga: Gaya Arsin Kades Kohod yang Ngotot Pagar Laut Tadinya Empang, Dikawal Paspamdes, Punya Rubicon?

Dikawal

Seusai Nusron Wahid memberi pernyataan, awak media langsung mencoba mencegat Asrin untuk dimintai konfirmasi soal sertifikat pagar laut tersebut.

Namun, Asrin yang mengenakan batik berwarna ungu dengan kopiah berwarna hitam langsung berbalik badan.

Sembari mengangkat tangannya ke udara, Asrin menolak untuk diwawancarai.

"Mau salat Jumat nih, nanti ketinggalan, sudah-sudah..." ujar Asrin sambil menunjuk ke arlojinya.

Gaya Arsin Kades Kohod yang Sebut Pagar Laut Tadinya Empang, Benar Punya Rubicorn ? (Kompas.com)

Seusai memberi pernyataan singkat, Asrin langsung dirangkul oleh dua pria yang mengenakan kemeja dan topi putih serta seorang pria lagi yang menggunakan kemeja dengan lengan yang digulung berwarna biru gelap untuk meninggalkan lokasi.  

Keduanya langsung menyelinap ke dalam rombongan Nusron yang terlebih dahulu meninggalkan lokasi.

Tak patah arang, awak media mencoba mengejar Arsin hingga ke area parkir.

Namun, lokasi tersebut langsung diadang oleh lima pria yang diduga pengawal pribadi Asrin.

Seperti layaknya Paspampres yang mengawal pejabat tinggi negara, sejumlah pria tersebut melarang para awak media mendekat dan mewawancarai sang kepala desa.

Setelah berhasil menghindar dari kejaran wartawan, Asrin langsung naik ke sepeda motor yang dikendarai pria berbaju dan bertopi hitam.

Sementara, lima orang yang sempat mengadang para awak media berjalan kaki mengikuti motor yang ditumpangi Asrin dari belakang.

Para pria tersebut terlihat ada yang memakai topi, jaket, dan celana jeans.

Mereka membentuk barikade agar perjalanan sang kades tidak terganggu oleh para wartawan yang mengejarnya.

Kejadian serupa juga terjadi seusai salat Jumat di Masjid Abdul Mu'in, Pakuhaji.

Sejumlah awak media yang menunggu Arsin selesai salat Jumat kembali tidak mendapatkan kesempatan wawancara.

Arsin lagi-lagi menghindar dan meninggalkan lokasi tanpa memberikan keterangan apa pun.

Sosok Arsin dan Harta Kekayaannya yang Disorot

Diketahui, Arsin menjabat sebagai Kepala Desa Kohod sejak tahun 2021.

Informasi mengenai harta kekayaannya mulai terkuak setelah aksi penolakannya terhadap pembongkaran pagar laut.

Warganet pun mulai mengulik latar belakangnya, dan muncul dugaan bahwa Arsin adalah seorang kades kaya raya.

Dilansir Tribunnews.com, Arsin dikabarkan memiliki beberapa barang mewah dan kendaraan mahal, termasuk mobil jenis Fortuner dan Jeep Wrangler Rubicon.

Informasi ini pertama kali diungkap oleh pemilik akun X (dulunya Twitter), @bung_madin, Jumat (24/1/2025).

Akun tersebut juga menyoroti hajatan besar yang pernah digelar Arsin, sebab hajatan tersebut digelar selama tiga hari tiga malam.

Arsin juga mengundang grup dangdut Family Group pada Mei 2024 lalu.

"Mobil mewah berjejer, hajatan 3 hari 3 malam, undang dangdut Family Group. Semua itu dilakuin Arsin di 20 Mei 2024," tulis akun X @bung_madin.

Unggahan tersebut menarik perhatian publik, dengan jumlah tayangan mencapai 13 juta kali dan dibagikan sebanyak 32 ribu kali.

Namun, postingan akun X @bung_madin ini masih belum terkonfirmasi kebenarannya.

Kata Kuasa Hukum

Kuasa hukum Arsin, Yuniar, buka suara soal kepemilihan kendaraan mewah Kades Kohod.

Ia menjelaskan bahwa kliennya sudah memiliki kendaraan pribadi tersebut sebelum menjabat sebagai kepala desa.

Yuniar menekankan bahwa klaim mengenai kekayaan Arsin perlu dilihat dari konteks yang lebih luas.

Sementara, publik membaca peristiwa pagar laut Tangerang ini menjadi hal yang serius untuk ditangani.

Publik khawatir, polemik ini akan banyak merugikan warga sekitar.

Terutama jika terdapat pelanggaran hukum terkait kepemilikan sertifikat tanah di wilayah tersebut, termasuk juga dugaan adanya tindak korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

Sehingga publik pun penasaran siapa sosok di balik pembangunan pagar laut ini.

Masyarakat kini menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai kasus ini dan klarifikasi dari pihak terkait.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Harta Kekayaan Kades Arsin Disorot, Punya Rubicon, Debat Sama Menteri Cegah Pagar Laut Dibongkar

Berita Terkini