Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Ini wajah gedung Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah I (Bakorwil) yang rencananya bakal jadi kantor Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi.
Gedung ini okasinya 500 meter dari Balai Kota Bogor dan menghadap langsung dengan Istana Bogor.
Namun, siapa sangka, gedung Bakorwil ini memiliki sejarah yang panjang.
Jika melihat usianya, gedung ini berusia 200 tahun atau dibangun sekitar tahun 1821 silam.
Gedung ini juga lebih tua 100 tahun dari Balai Kota Bogor saat ini yang diperkirakan berdiri sekitar periode 1905-1920.
Untuk bangunannya, gedung ini memiliki ciri khas tersendiri yakni dengan pilar besar yang menopang bangunan utama serta memiliki langit-langit yang sangat tinggi.
Namun, ketika baru berusia 13 tahun gedung ini runtuh akibat gempa bumi dahysat.
“Setelah gempa hebat 10 Oktober 1834 yang juga meruntuhkan parah Istana Bogor, bangunan ini dibangun kembali,” kata tim ahli cagar budaya (TACB) Kota Bogor Taufik Hasunna saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Selasa (28/1/2025).
Sebelum runtuh, atau tepatnya 1832, gedung Bakorwil ini bernama Keresidenan Buitenzorg yang dipimpin oleh seorang residen.
Residen itu bertugas menjadi pemimpin administratif di tiga wilayah mulai dari Bogor, Cianjur, dan Sukabumi sampai tahun 1867.
“Ya kantor residennya itu (Bakorwil). Residen itu pimpinan daerah yang meliputi Bogor, Sukabumi, Cianjur. itu juga bisa disebut pusat pemerintahan awal di Kota Bogor (dulu Buitenzorg). Sampai akhirnya turun status lagi jadi keasistenan keresidenan,” ujarnya.
Residen itu fungsinya saat itu lebih fokus untuk mengkoordinir hasil perkebunan atau pertanian.
Hasil pertanian di tiga wilayah (Bogor, Sukabumi, Cianjur) langsung diawasi oleh seorang residen langsung.
“Saat itu jamannya itu kan di Kolonial Belanda. Fungsi residen saat itu fokus di hasil pertanian dan perkebunan sekaligus juga pemimpin adminitratif,” ungkapnya.