TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Setelah kasus pagar laut 30 kilometer di pesisir utara Kabupaten Tangerang mencuat, salah satu sosok yang jadi sorotan adalah Kepala Desa Kohod, Arsin bin Sanip.
Kades Kohod Arsin bahkan sempat berdebat dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid, Jumat (24/1/2025) lalu.
Dalam debat tersebut, Arsin ngotot menyebut bahwa lahan pagar laut di kawasan tersebut dulunya merupakan bekas daratan yang kemudian mengalami abrasi.
Karena pernyataannya ini, Arsin disebut membela pagar laut Tangerang.
Ia pun sempat viral di media sosial, dan disebut-sebut sebagai kepada desa miliarder dan memiliki mobil mewah, termasuk Jeep Wrangler Rubicon.
Hal ini pun semakin menimbulkan pertanyaan, apakah Arsin terkait dengan munculnya Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) di areal pagar laut.
Namun, sudah beberapa hari terakhir ini, keberadaan Kades Kohod Arsin bin Sanip menjadi misteri.
Ia diduga menghilang setelah ramai kasus pagar laut.
Bahkan, saat rumahnya di Jalan Kalibaru Kohod, Kelurahan Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, digeledah oleh Bareskrim Polri, Senin (10/2/2025) malam, Arsin tidak tampak batang hidungnya.
Lalu, ke mana menghilangnya Arsin?
Baca juga: Babak Baru Kasus Pagar Laut, Bareskrim Geledah Kantor Kades Kohod, Istri Arsin Ikut Kena Getahnya
Baca juga: Ramalan Susno Duadji Soal Kegaduhan Pagar Laut Tengerang, Khawatir Pelaku Kabur ke Luar Negeri
Baca juga: Kini Menghilang, Ini 4 Kontroversi Kades Kohod Arsin: Diduga Terlibat Proyek PIK 2 hingga Makin Kaya
Baca juga: Kenapa Polisi Baru Turun Soal Pagar Laut ?, Susno Duadji Masih Heran: Justru Gaduh Karena Aparat
Warga Bentuk Gerakan Tangkap Arsin
Setelah menghilangnya Kades Kohod, warga Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, membentuk Gerakan Tangkap Arsin.
Gerakan Tangkap Arsin dibentuk oleh kelompok Laskar Jiban.
Ketua kelompok ini, Aman Rizal, menyebut anggotanya sebanyak 400, termasuk warga Kampung Alar Jiban, lokasi pagar laut berada.
"Tujuannya untuk antisipasi buronnya Arsin karena kami sudah membuat tidak percaya dengan kinerja Arsin dan Enjang Karta sebagai Sekretaris Desa," kata Aman kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (10/2/2025) malam.
Aman mengatakan, warga Kohod sudah pernah mengadukan Arsin ke Inspektorat dan Bupati Tangerang, tetapi tidak ada respons.
Aman menduga ada pihak yang melindungi Arsin sehingga laporan warga tidak digubris.
Menurut Aman, saat ini Arsin sudah tidak ada di Desa Kohod dan mangkir dari panggilan pemeriksaan, baik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) maupun Kejaksaan Agung.
"Saat ini Arsin tidak diketahui keberadaannya, padahal proses hukum sedang berjalan," ujar dia.
Baca juga: Sindir Kepala Desa Kohod Terkait Pagar Laut, Dede Yusuf Singgung Rubicon: Kami Belum Tentu Kebeli
Baca juga: Tanya Soal Pagar Laut 30 Km di Tangerang ke Meta AI, UAS Sebut Firaun Minder: Ada yang Lebih Hebat
Baca juga: Said Didu Pertanyakan Jumlah SHM di Area Pagar Laut Tangerang yang Dibatalkan: Kenapa Cuma 50?
Sementara itu, warga Kohod lainnya, Oman, mendukung upaya penegak hukum dalam pemeriksaan terhadap Arsin.
Warga Kohod, kata dia, akan membantu mencari Arsin jika ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO).
Oman menyebut, warga Kohod saat ini merasa dirugikan oleh tindakan yang dilakukan oleh Arsin.
Tindakan yang dimaksud, satu di antaranya adalah dugaan keterlibatan Arsin dalam pemasangan pagar laut di perairan Kohod.
Arsin juga disebut mencatut nama warga dalam pembuatan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) di lokasi pagar laut.
Adapun warga Kohod menyebut, Arsin sudah tidak tampak lagi di desa setelah berdebat dengan Menteri Nusron Wahid.
Selain itu, Arsin sama sekali tidak merespons ketika ditelepon maupun pesan WhatsApp untuk mengonfirmasi pernyataan dia yang menyebut kawasan pagar laut dulunya merupakan daratan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Kohod Bentuk Gerakan Tangkap Kades Arsin yang Menghilang dari Desa"