"Waktu ayahnya meninggal, Ghalib ini sedang tugas di Bengkulu. Dia langsung pulang, sampai di rumah saat almarhum ayahnya mau dimandikan," kata dia.
Setelah ayahnya meninggal, Candra mengungkapkan, pihak keluarga kemudian meminta agar Bripda Ghalib mengurus pindah tugas ke Bandar Lampung.
"Setelah itu pihak keluarga minta supaya dia mengurus pindah ke sini, karena biar menemani ibunya," tandasnya.
Sang paman juga mengungkap, keponakannya merupakan tulang punggung keluarga sejak ayahnya meninggal.
Makanya atas meninggalnya Bripda Ghalib, ia mendesak pihak berwajib mengusut tuntas pelaku pembunuhan keponakannya.
Dia pun meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya tanpa pandang bulu.
"Siapa yang tidak bersedih, keponakan kami ini gugur saat menjalankan tugas negara untuk membasmi kebatilan di bulan Ramadan," katanya.
"Kami minta siapapun pelakunya, apapun latar belakangnya, kami mohon agar diungkap sejelas jelasnya, dan dihukum seadil-adilnya," tuturnya.
Sementara Rega, sahabat almarhum Bripda Ghalib, mengaku sudah bersahabat sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Di mana, mereka pernah sekelas di SD Negeri 2 Harapan Jaya Sukarame, Bandar Lampung. Kepada Tribun Lampung, Rega mengaku sangat kaget atas meninggalnya sahabatnya pada Senin kemarin.
Rega mengungkapkan, Ghalib merupakan sosok yang periang dan setia kawan.
"Kaget, saya juga tau dari grup temen SD sama dari media tadi malam. Pasti sedih, karena kami dari kelas 1 sampai kelas 6 SD selalu sekelas," kata Rega.
Dia pun mengungkapkan, bahwa Ghalib dan teman-teman SD-nya memiliki rencana untuk menggelar acara buka bersama, pada Jumat (21/3) mendatang.
Namun, acara buka bersama tersebut nampaknya akan diselimuti rasa haru lantaran tak dikuti oleh Ghalib.
"Padahal rencananya kami akan buka bersama hari Jumat nanti bareng teman-teman SD," tuturnya
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judulĀ Bripda M Ghalib Tewas Ditembak di Way Kanan, Ayah dan Neneknya Meninggal Sebulan Lalu