"Masa tetangga dapet padahal masih muda," ucap pria pedagang moci tersebut.
Kemudian Dedi memberikan jawaban yang telak.
"Kalau kita sirik ke orang lain yang dapat bantuan karena ngaku miskin, berarti kita pengen miskin," jawab Dedi.
"Enggak gitu pak," timpal pedagang moci tersebut diwarnai tawa para warga lainnya.
Tak sampai di situ, pria tersebut memperlihatkan anaknya yang masih kecil.
"Kamu mah nikahin orang Jawa bisa, tapi bansos pengen dapet, malu-maluin, masih sehat kok minta bansos," jawaban Dedi tetap sama.
Dedi pun menjelaskan bahwa tanggung jawab pemerintah untuk warga yang masih sehat bugar adalah sekolah anaknya, dan juga kesehatan anaknya.
Untuk makan anak, masih tanggung jawab orang tuanya.
Lantas Dedi pun bertanya terkait bansos jenis apa yang diinginkan pedagang moci tersebut.
Pria itu kemudian memberikan jawaban soal bansos program keluarga harapan (PKH).
"Ya kan kamu mah bukan keluarga harapan, itu mah buat nenek-nenek," jawab Dedi direspon tawa para warga.
Bahkan pria yang meminta bansos ini juga ikut tertawa mendengar ucapan Dedi itu.
Dedi kemudian menyampaikan pepatah agar tidak melulu mengandalkan bansos.
"Kamu tidurin istri gak ngasih tahu saya, pas mau ngasih makan istri kamu ngasih tahu saya," canda Dedi.
"Tekadkan di diri, saya tidak ingin bantuan, maunya ngebantu, insyaAllah makmur," ucap Dedi.
Baca berita Tribunnews Bogor lainnya di Google News
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t